Tinggalkan HP, Puluhan Anak Trenggalek Diajak Permainan Tradisional

Tinggalkan HP, Puluhan Anak Trenggalek Diajak Permainan Tradisional

Adhar Muttaqin - detikJatim
Jumat, 25 Jul 2025 20:10 WIB
Anak-anak di Trenggalek diajak permainan tradisional
Anak-anak di Trenggalek diajak permainan tradisional (Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim)
Trenggalek -

Puluhan pelajar TK dan SD di Trenggalek dikenalkan aneka permainan tradisional sebagai upaya untuk mengurangi kecanduan gawai atau HP. Cara ini juga sekaligus untuk melatih otot dan motorik anak.

Festival yang digelar mahasiswa KKN Universitas Negeri Malang dan Universitas Islam Negeri (UIN) Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung tersebut mengenalkan berbagai permainan tradisional seperti engklek atau gedrik, dakon, holahop, ular naga dan aneka permainan lainnya.

Anak-anak pun tampak riang melakukan permainan tradisional. Dengan melompat menggunakan satu tumpuan kaki, anak-anak melewati bidak bergaris dalam permainan engklek. Potongan genting menjadi gaco dilempar ke bidak sesuai capaian dari masing-masing peserta.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu dalam permainan dakon, hanya memanfaatkan barang sederhana berupa batu kerikil. Lubang dakon dibuat menggunakan kapur tulis dengan bentuk lingkaran berjajar. Dolanan ini melatih anak untuk bermain strategi agar bisa mendapatkan batu kerikil dengan jumlah terbanyak.

Meskipun sederhana, permainan ini cukup diminati oleh anak-anak. Mereka secara bergiliran mencoba permainan dengan instruksi dari mahasiswa KKN.

ADVERTISEMENT

Ketua Proker KKN UIN Tulungagug Fardan Kusuma Atmaja, mengatakan festival permainan tradisional sengaja dikenalkan kepada anak-anak karena saat ini banyak yang beralih ke permainan modern melalui media telepon pintar.

"Ini kami lakukan untuk memperingati Hari Anak Nasional, sekaligus mengedukasi anak-anak agar tidak kecanduan terhadap gadget. Permainan tradisional yang kami kenalkan bermacam-macam, " kata Fardan, Jumat (25/7/2025).

Selain itu permainan tradisional juga memiliki banyak manfaat bagi anak-anak. Gerak tubuh di setiap permainan dapat meningkat kekuatan otot serta melatih motorik anak.

"Permainan ini juga membuat anak lebih banyak teman, kalau HP kan asik sendiri," ujarnya.

Anak-anak di Trenggalek diajak permainan tradisionalAnak-anak di Trenggalek diajak permainan tradisional Foto: Adhar Muttaqin/detikJatim

Menurutnya mayoritas permainan tradisional tidak membutuhkan biaya mahal. Cukup dengan peralatan sederhana, anak-anak dapat bermain dengan ceria.

Tak hanya permainan, para mahasiswa juga mengajak anak-anak TK dan SD tersebut berkompetisi dalam lomba mewarnai. Sketsa gambar bertema alam dan lingkungan menjadi objek yang harus diwarnai. Tema ini dipilih guna melatih anak untuk mencintai alam dan lingkungan.

"Kami berharap, permainan tradisional ini tidak haya sebatas dalam festival saja, namun, anak-anak juga memainkannya di lingkungan masing-masing," jelasnya.

Sementara itu salah seorang peserta Jovan, mengaku cukup senang dengan aneka permainan yang digelar. "Senang, karena banyak teman. Enggak sulit kok memainkannya," ujar Jovan.

Diakui dolan jadul tersebut saat ini jarang dimainkan oleh anak-anak. Ia lebih sering bermain HP saat berada di rumah. "Pernah main, tapi jarang," imbuhnya.

Sekretaris Desa Widoro Samsul Ma'arif, menyambut baik inisiatif mahasiswa yang menggelar festival permainan tradisional. Pihaknya mengaku antusiasme anak-anak cukup tinggi, terbukti mereka saling berebut untuk mencobanya.

"Anak-anak jaman dulu ya seperti ini permainannya. Ternyata saat digelar festival ternyata anak-anak sekarang pun bisa riang gembira bermain," kata Samsul.

Menurutnya peran orang tua dan lingkungan cukup berpengaruh terhadap kebiasaan anak di era modern ini. Pihaknya berharap aneka permainan ini bisa terus dikenalkan dan dimainkan oleh anak di lingkungannya.

"Semoga setelah ini anak-anak mau memainkan engklek, dakon dan sebagainya, agar anak tidak tidak terus dijejali dengan dunia maya di HP," imbuhnya




(auh/abq)


Hide Ads