Sejumlah pedagang di kawasan area Gor Ahmad Yani di jalan Dr Sutomo, Kelurahan Tisnonegaran, Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, menyuarakan kekecewaan mereka atas relokasi mendadak yang dinilai tidak manusiawi.
Mereka dipindahkan ke tenda kerucut darurat di sisi baratnya lapak, tanpa fasilitas dasar seperti air, listrik, dan keamanan.
Salah satu perwakilan pedagang, Misiana (53), warga Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, menyampaikan keluhannya. Ia menyebutkan bahwa para pedagang sebelumnya dijanjikan akan dipindahkan setelah lapak di sisi selatan selesai dibangun. Namun kenyataannya, pemindahan dilakukan lebih awal tanpa koordinasi dan fasilitas yang memadai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Lapak sebelah selatan kan belum selesai, janjinya nunggu sebelah selatan selesai. Tapi sekarang kita sudah dipindah ke tenda kerucut di sisi barat. Air nggak ada, listrik nggak ada, keamanan untuk juga jualannya juga nggak ada, pastinya tidak aman," ujar Misiana saat ditemui di lokasi, Selasa (9/7/2025).
Para pedagang juga mempertanyakan siapa pihak yang menginstruksikan pembongkaran dan relokasi tersebut. Berdasarkan informasi yang diterima di lapangan, informasi pembongkaran lapak oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) atas perintah langsung dari Wali Kota Probolinggo.
"Kalau besok dibongkar di sini, siapa yang nyuruh? Kontraktor? Pemerintah? Ternyata informasi dari Dispopar atas perintahnya Pak Wali," ucap seorang pedagang lain dengan nada kecewa.
Relokasi mendadak ini menyebabkan kerugian bagi para pedagang. Penjualan menurun drastis, dan kondisi tenda yang tidak layak membuat barang-barang mereka tidak aman dari terik sinar matahari dan hujan, serta pencuri.
"Ya jelas ada penurunan, Mas. Kita jualan di tenda darurat seperti itu. Dari sini pindah ke sana, pasti jualannya nggak laku. Barang juga nggak aman," lanjutnya.
Para pedagang kini menuntut agar relokasi ditunda hingga pembangunan lapak sisi selatan selesai, sesuai janji awal pemerintah.
"Permintaan kami sederhana: tunggu sebelah selatan selesai, baru kami mau pindah. Itu saja," tegas Misiana.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada tanggapan resmi dari Wali Kota maupun pihak Dispopar terkait tuntutan para pedagang.
(auh/abq)