Aturan Bus Dilarang Ngetem di Luar Terminal Arjosari Diperpanjang

Aturan Bus Dilarang Ngetem di Luar Terminal Arjosari Diperpanjang

Muhammad Aminudin - detikJatim
Senin, 07 Jul 2025 17:15 WIB
Petugas lakukan sosialisasi larangan ngetem di luar Terminal Arjosari, Kota Malang
Petugas lakukan sosialisasi larangan ngetem di luar Terminal Arjosari, Kota Malang/Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim
Malang -

Pengelola Terminal Tipe A (TTA) Arjosari, Kota Malang memperpanjang pelaksanaan masa penertiban aturan titik naik dan turun penumpang hingga September 2025. Bus dilarang ngetem atau menunggu penumpang hingga menurunkan penumpang di luar terminal.

Keputusan memperpanjang untuk membangun kedisiplinan awak bus.

"Iya diperpanjang. Tahap pertama 22 Juni sampai 22 Juli 2025. Kemudian, tahap keduanya dilaksanakan 23 Juli sampai 23 Agustus 2025 dan tahap ketiga pada 24 Agustus sampai 24 September 2025," kata Kepala Terminal Arjosari Mega Perwira Donowati, Senin (7/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mega menyatakan, keputusan memperpanjang masa penertiban terhadap lokasi naik-turun penumpang bertujuan untuk memperkuat pola disiplin yang sudah terbentuk.

Hal ini selain untuk mengurangi terjadinya kepadatan arus lalu lintas di lajur menuju dan keluar Terminal Arjosari.

ADVERTISEMENT

"Harapan kami (tertib) kemudian agar kemacetan akibat adanya bus yang ngetem (berhenti nunggu penumpang) di luar terminal tidak terjadi lagi," ujarnya.

Mega mengungkapkan, selama pelaksanaan penertiban tahap pertama, seluruh sopir bus maupun penumpang sudah patuh terhadap regulasi yang dijalankan.

Hal itu dibuktikan dengan terjadinya peningkatan signifikan pada angka penumpang harian yang tercatat masuk ke dalam Terminal Arjosari.

Jika dulu rata-rata angka penumpang di sebanyak 2 ribu sampai 2.200 orang per hari. Sedangkan, sejak pengelola Terminal Arjosari melakukan penertiban jumlah penumpang di dalam terminal itu berkisar 5 ribu orang per hari.

Ribuan penumpang itu berasal dari total 350 bus yang memang setiap harinya beroperasi dari Terminal Arjosari.

"Sekarang rata-ratanya (penumpang) di angka 5 ribu orang setiap hari," tegasnya.

Mega menambahkan, seluruh sopir bus telah mendukung langkah yang dijalankan oleh pihaknya. Karena para sopir bus merasa dengan sistem penurunan maupun pengangkutan penumpang yang lebih tertib juga berdampak dari sisi biaya operasional harian.

"Mereka tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan penumpang. Terus, dulu itu sopir bus memberikan (uang) kepada juru panggil penumpang (jupang) liar yang otomatis uang makannya berkurang, tapi kalau sekarang bisa utuh," sebutnya

Mega menyakini dengan aturan baru ini animo penumpang di Terminal Arjosari akan cukup tinggi. Dengan banyaknya jumlah penumpang, maka akan memberikan dampak positif kepada pelaku usaha di Terminal Arjosari.

"Di sekitar sini ada ojek tradisional, tempat parkir di pos biru, mikrolet, dan kios di belakang akan tambah hidup," pungkasnya.




(mua/hil)


Hide Ads