Suasana berbeda tampak di Asrama Haji Surabaya saat jemaah haji Kloter 74 dan 75 asal Nusa Tenggara Timur (NTT) bersiap pulang ke kampung halaman. Tidak seperti biasanya yang mengenakan seragam haji, para jemaah ini tampil mencolok dengan pakaian meriah layaknya hendak menghadiri pesta.
Sebelum kembali ke Kupang NTT, jemaah haji wanita terlihat memakai gaun seperti hendak ke pesta dengan hiasan manik-manik dan payet emas. Perhiasan itu mentereng di leher dan tangan, bahkan kerudung khas mereka yang menyerupai pengantin.
Sedangkan jemaah haji laki-laki berbeda, tidak semeriah jemaah haji wanita. Para laki-laki memakai gamis panjang dengan surban ala warga Arab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jemaah haji dari Kupang, NTT tiba di Surabaya pada Jumat (4/7) malam dan menginap di Asrama Haji. Setelah proses pemulangan, tidak seperti para jemaah haji Bali yang langsung menuju ke kampung halaman, jemaah haji NTT kloter 74 dan 75 menginap terlebih dahulu, baik di asrama haji maupun di hotel luar asrama.
Salah satu jemaah wanita, Kasma (33) mengatakan, menggunakan pakaian meriah itu sudah menjadi tradisi nenek moyang mereka dari Bugis, Sulawesi Selatan.
"Kami tinggal di Kupang, tetapi kami merupakan keturunan dari Bone, Bugis, Sulawesi Selatan," kata Kasma warga Kuanino, Kota Raja, Kupang, Minggu (6/7/2025).
Kasma telah menyiapkan busana dan pernak-pernik yang ia pakai semenjak persiapan berangkat ke Tanah Suci. Sehingga ketika sampai di kampung halaman, ia sudah mentereng.
"Baju dan segala pernak-perniknya ini sudah dipersiapkan sejak sebelum berangkat ke Tanah Suci. Jadi baju ini juga kami bawa ke Tanah Suci. Memang disiapkan untuk dipakai ketika pulang ke Kupang dari Surabaya," jelasnya.
Menurutnya, mereka berpakaian glamor bukan untuk pamer. Melainkan sebagai simbol memuliakan haji, karena tidak semua orang, khususnya dari Bugis dapat pergi ke Tanah Suci.
"Kami datang disambut saudara-saudara, bahkan saudara dari jauh juga turut hadir menyambut. Ada juga teman-teman dan para tetangga. Biasanya kami mengadakan syukuran, tidak hanya ketika berangkat tetapi ketika pulang ke kampung halaman," ceritanya.
Selain berpakaian meriah, mereka juga membawakan buah tangan haji kepada tamu yang berkunjung ke rumah.
Kasma sendiri berangkat haji tahun ini karena menggantikan sang ayah yang telah wafat. Sebelumnya sang ayah mendaftar haji pada tahun 2013.
Kasma beserta 139 jemaah haji NTT dari Kota Kupang lainnya dijadwalkan terbang dari Bandara Juanda pada Minggu (6/7/2025) pukul 11.10 WIB dan diperkirakan tiba di Bandara El Tari pada pukul 14.10 WITA.
Hingga Minggu pagi ini, sebanyak 30.721 jemaah haji dari 81 kloter Debarkasi Surabaya telah tiba di Tanah Air. Jumlah ini setara 83 persen dari total 36.815 jemaah haji.
(auh/abq)