Sebanyak 8 relawan penyelam dari Indonesia Diving Rescue Team (IDRT) tiba di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, Sabtu (5/7/2025) pukul 14.30 WIB. Mereka didatangkan untuk bergabung dengan 12 tim penyelam dari Basarnas dalam operasi bawah laut pencarian KMP Tunu Pratama Jaya.
Kedelapan penyelam IDRT ini telah berpengalaman dalam berbagai operasi besar, seperti insiden AirAsia QZ8501, Lion Air, Sriwijaya Air, dan kecelakaan laut di Selat Sunda. Mereka akan memperkuat pencarian korban di perairan Selat Bali.
Koordinator IDRT, Hendrata Yuda, menyebutkan bahwa timnya belum pernah terlibat dalam penyelaman di Selat Bali. Namun, sebagian besar anggotanya sudah mengenal karakteristik arus dan kondisi bawah laut di wilayah sekitar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau IDRT di Bali ada, tapi secara person kita sudah biasa cuma belum pernah menyelam di sisi sini. Kalau di Bangsring, Bali, Menjangan, Watu Dodol sudah pernah," jelas Hendrata, Sabtu (5/7/2025).
Hendrata menekankan pentingnya kolaborasi dengan masyarakat lokal untuk memahami karakter lokasi pencarian. Informasi dari warga akan sangat membantu dalam menentukan strategi operasi yang rencananya dilakukan besok.
"Prinspnya kita tidak boleh paling tahu, tentunya masyarakat di sini kita juga perlu tahu untuk bekal nanti menentukan strategi ketika melakukan operasi di sini. Dan menyiapkan peralatan nanti ada yang satu tabung, dua tabung atau single tank," ucapnya.
Menurutnya, kondisi di permukaan laut bisa sangat berbeda dengan di bawah air. Karena itu, pengumpulan data dan analisis medan sangat krusial.
"Kalau di permukaan ini keliatan visibility arus ke arah selatan, tapi kalau di bawah air dan permukaan itu bereda. Nanti kita cari tahu dari data yang ada kalau dipermukaan itu begini, di bawah itu karakternya seperti apa," tegasnya.
Hendrata menilai Selat Bali tidak berbeda jauh dengan karakter di laut lainnya, di mana terdapat pasang surut. Tapi air laut yang tenang adalah waktu terbaik untuk melakukan penyelaman.
"Dan ada pasang surut, biasanya kalau pas pasang surut itu waktu yang lebih mudah lautnya lebih tenang namanya slack times dan itu memudahkan tugas kita dalam proses pencarian," pungkasnya.
Seluruh peralatan dan perlengkapan telah disiapkan. Tim penyelam tinggal menunggu titik koordinat pasti posisi kapal untuk memulai operasi bawah laut.
(auh/abq)