Kades Ngadisari Halau Pengendara Matic ke Bromo, Ini Alasannya

Kades Ngadisari Halau Pengendara Matic ke Bromo, Ini Alasannya

M Rofiq - detikJatim
Sabtu, 05 Jul 2025 18:15 WIB
Jalur menuju wisata Bromo
Jalur menuju wisata Bromo (Foto: M Rofiq/detikJatim)
Probolinggo -

Maraknya kecelakaan sepeda motor matic di kawasan wisata Gunung Bromo membuat Kepala Desa Ngadisari, Sunaryono, mengambil langkah tegas dengan menghalau kendaraan matic yang hendak naik ke kawasan wisata tersebut.

Tindakan ini diambil menyusul tingginya jumlah kecelakaan yang terjadi, bahkan sampai menelan korban jiwa.

"Ini bentuk himbauan sekaligus upaya kami untuk mengarahkan para pengunjung agar tidak menggunakan motor matic naik ke Bromo. Kami melihat banyak kejadian dan situasinya cukup tinggi tingkat kecelakaannya," ujar Sunaryono saat dihubungi melalui ponselnya pada Sabtu (5/7/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, medan di kawasan Bromo yang curam dan berliku sangat tidak cocok untuk kendaraan jenis matic. Salah satu titik rawan yang disebutkan adalah di wilayah 'Tengking' atau turunan curam Lemah Kuning. Di lokasi tersebut, banyak pengendara matic yang mengalami gagal rem saat menuruni tanjakan.

"Biasanya dari atas pengendara sudah menekan rem kuat-kuat, tapi setelah turunan ada dataran sedikit. Mereka kira aman, padahal setelah itu langsung turunan curam lagi. Di situ rem biasanya sering blong," terang Sunaryono.

ADVERTISEMENT

Sering kali, kendaraan yang mengalami rem blong justru berhenti mendadak di area permukiman warga, sehingga membahayakan masyarakat setempat. Ia menegaskan bahwa kondisi ini sudah terlalu sering terjadi, namun belum ada langkah serius dari pihak-pihak terkait.

"Polisi memang tidak bisa melarang secara hukum, tapi kami himbau keras. Kami juga sudah usulkan agar ada pemeriksaan kendaraan seperti kampas rem dan kondisi ban di beberapa pos pemeriksaan. Tapi sejauh ini belum maksimal, karena dua instansi yang mengelola tiket wisata dan asuransi seperti tutup mata," keluhnya.

Sunaryono juga menyoroti kurangnya pembagian tanggung jawab dari hasil penjualan tiket wisata. Menurutnya, tidak ada satu persen pun dana yang dialokasikan untuk mendukung keselamatan warga lokal.

"Seharusnya ada alokasi untuk keamanan. Kalau ada, bisa saya arahkan warga untuk bantu pengamanan. Tapi ini tidak ada sama sekali," tambahnya.

Sementara itu, upaya penghalauan kendaraan matic sudah mulai dilakukan dari pintu masuk Probolinggo, terutama saat perayaan Yadnya Kasada beberapa waktu lalu. Saat itu, menurut Sunaryono, tidak terjadi kecelakaan sama sekali karena pengawasan dan penghalauan yang ketat dilakukan selama tiga hari penuh.

"Kami ingin lanjutkan ini sebagai upaya awal. Tapi ini belum solusi terbaik. Kami juga berharap mobil tangki pemadam dan alat pemotong selalu siaga di titik rawan," jelasnya.

Namun tantangan masih ada. Jalur masuk dari Pasuruan, Lumajang, dan Malang belum terkoordinasi dengan baik. Sunaryono berharap adanya koordinasi lintas daerah untuk bersama-sama menjaga keselamatan pengunjung di kawasan Bromo.




(auh/abq)


Hide Ads