Puluhan Sekolah Dasar Negeri (SDN) di Kota Malang minim peminat menjelang tahun ajaran baru 2025/2026. Bahkan, ada sekolah yang hanya menerima 7 calon murid.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang mencatat, hingga akhir Juni 2025, setidaknya ada 80 dari 195 SDN belum mampu memenuhi pagu penerimaan peserta didik baru (PPDB).
Kepala Disdikbud Kota Malang Suwardjana mengatakan, minimnya peminat pelajar masuk di SD negeri bukan merupakan hal baru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Suwarjana, tren serupa beberapa kali terjadi di tahun-tahun sebelumnya. Untuk sekolah yang memiliki akses lebih mudah atau berlokasi strategis, cenderung cepat penuh. Sedangkan sekolah lainnya justru kekurangan calon pelajar.
"Ada 80 sekolah, tapi kan fluktuasi ada yang banyak ada yang tidak. Kalau total kekurangan siswanya 1.181 siswa," ungkap Suwarjana kepada wartawan, Jumat (4/7/2025).
Kendati banyak sekolah masih kekurangan jumlah pelajar. Suwarjana menyebut, keputusan merger sekolah, belum bisa dilakukan serta merta.
Suwarjana menerangkan, keputusan merger untuk sekolah yang kekurangan pelajar masih akan dipertimbangkan dengan evaluasi selama 3 tahun ke depan.
"Kami tidak bisa gegabah begitu saja untuk menutup atau memerger. Karena bagaimanapun juga kami harus melihat di tahun berikutnya. Kalau memang tiga tahun berturut-turut minim terus, nah itu baru bisa kami merger," bebernya.
Terdapat 2 kecamatan yang menjadi sorotan karena minimnya siswa baru yakni Kecamatan Lowokwaru dan Sukun. Dari sejumlah sekolah, Suwarjana mengakui bahwa hanya ada dua SD dengan jumlah murid baru yang sangat minim.
"Yang paling minim ada 2 sekolah, salah satunya yakni SDN 4 Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru," pungkasnya.
(mua/hil)