Cabai Rawit-Tomat di Mojokerto Raya Meroket, Minyakita di Atas HET

Cabai Rawit-Tomat di Mojokerto Raya Meroket, Minyakita di Atas HET

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Kamis, 03 Jul 2025 06:30 WIB
Pedagang bumbu dapur dan sayur di Mojokerto
Pedagang bumbu dapur dan sayur di Mojokerto. (Foto: Enggran Eko Budianto/detikJatim)
Mojokerto -

Harga cabai rawit, bawang merah, tomat, telur dan daging ayam meroket di pasar tradisional Mojokerto Raya. Bahkan, para pedagang menjual Minyakita di atas harga eceran tertinggi (HET) karena harga dari pemasok yang sudah mahal.

Pantauan detikJatim di Pasar Kedungmaling, Sooko, Kabupaten Mojokerto, lonjakan harga terjadi pada bumbu dapur. Salah satu pedagang Siti Arofah (26) menuturkan, cabai rawit naik Rp 30-35 ribu/Kg dari Rp 35-40 ribu menjadi saat ini Rp 70.000/Kg.

Bawang merah saat ini Rp 40.000/Kg, naik Rp 5.000/Kg dari 2 pekan lalu Rp 35.000/Kg. Harga dua komoditas bumbu dapur ini melonjak setelah aksi unjuk rasa para sopir angkutan barang menolak penertiban ODOL sekitar 2 pekan lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kenaikannya bertahap setelah ada demo itu. Para konsumen mengurangi volume pembelian sehingga penjualan kami juga turun sampai 50%," kata Siti kepada wartawan di lapaknya, Kamis (3/7/2025).

Tidak hanya itu, harga tomat di Pasar Kedungmaling juga naik signifikan. Yaitu dari Rp 12.000/Kg sekitar 3 pekan lalu, saat ini Rp 22.000/Kg. Telur ayam melonjak dari Rp 22.000/Kg pada Selasa (1/7), hari ini menjadi Rp 27.000/Kg.

ADVERTISEMENT

Bahkan, para pedagang di pasar tradisional ini menjual Minyakita di atas HET Rp 15.700/liter. Mereka terpaksa mengecer Minyakita Rp 16.500/liter kepada konsumen karena harga dari pemasok sudah di atas HET.

Bumbu dapur yang turun harga di Pasar Kedungmaling hanya cabai merah dan bawang putih. Harga cabai merah saat ini Rp 32.000/Kg, turun dari 2 pekan lalu Rp 56.000/Kg. Sedangkan bawang putih turun dari Rp 40.000/Kg menjadi Rp 32.000/Kg.

Kondisi hampir sama terjadi di Pasar Tanjunganyar, Kota Mojokerto. Salah satu pedagang, Gatot (67) menuturkan, harga grosir cabai rawit dari Jember dan Banyuwangi saat ini Rp 58.000/Kg. Sedangkan harga ecerannya Rp 65.000/Kg. Padahal, sebelum Hari Raya Idul Adha awal Juni lalu, harganya Rp 40.000/Kg.

"Faktornya barang yang terbatas, tapi permintaan banyak. Apalagi cabai lokal sudah habis. Sebelum demo sopir truk harga grosir paling mahal Rp 50.000/Kg, setelah itu naik perlahan," terangnya.

Harga eceran cabai merah di lapak Gatot saat ini hanya Rp 25.000/Kg. Cabai merah dari Banyuwangi ini turun dari kemarin, Selasa (1/7) Rp 30.000/Kg. Mahalnya cabai rawit memengaruhi volume penjualan harian Gatot. Ketika harganya stabil, ia mampu menjual rata-rata 800 Kg/hari cabai merah dan cabai rawit.

"Saat ini penjualan turun sekitar 50%," keluhnya.

Bawang merah dan putih di Pasar Tanjunganyar cenderung stabil. Salah satu pedagang, Khoirur Rozikin (30) menjelaskan, harga bawang putih impor asal China turun Rp 2.000/Kg dari 1,5 bulan lalu. Yaitu dari Rp 30.000, saat ini menjadi Rp 28.000/Kg.

Sedangkan harga bawang merah asal Situbondo turun Rp 8.000/Kg dari pekan lalu. Yakni dari Rp 40.000/Kg, saat ini Rp 32.000/Kg. Meski begitu, Khoirur mengeluhkan omzet penjualannya turun sekitar 30% belakangan ini. Para pelanggannya datang dari ibu-ibu rumah tangga, pengusaha warung makan dan pedagang sayur keliling.

"Bawang merah turun karena melimpah, saat ini masa panen di Situbondo, Nganjuk dan Mojokerto sendiri. Kalau omzet turun mungkin karena daya beli masyarakat yang juga turun," ujarnya.

Daging ayam potong di Pasar Tanjunganyar juga melonjak. Seperti yang dikatakan Syaiful Anam (52), salah satu pedagang di pasar ini. Daging ayam potong naik dari pekan lalu Rp 28.000/Kg menjadi Rp 32.000/Kg. Penjualannya pun anjlok dari rata-rata 100 Kg/hari menjadi 70-80 Kg/hari. Ia biasa buka lapak pukul 10.00-16.30 WIB.

"Pasokan ayam dari Mojoanyar, Mojokerto. Harapannya harga segera distabilkan Rp 30.000/Kg supaya sama-sama untung," terangnya.

Tak jauh beda dengan Pasar Kedungmaling, para pedagang di Pasar Tanjunganyar juga terpaksa menjual Minyakita di atas HET. Sebab harga dari pemasok sudah melampaui HET. Bahkan, harga Minyakita naik dari 1 bulan lalu Rp 16.500/liter, saat ini Rp 17.000/liter.

"Karena kami dapat kiriman Minyakita harga Rp 191.000/dus isi 12 liter, sudah di atas HET. Kalau kami jual sesuai HET sudah pasti rugi," tandas Iwan (61), pedagang sembako di Pasar Tanjunganyar.

Harga komoditas sembako lainnya di Pasar Tanjunganyar terpantau masih stabil. Antara lain telur ayam naik tipis dari Rp 26.500 pekan lalu menjadi Rp 27.000/Kg. Minyak goreng curah Rp 18.000/Kg, gula pasir turun dari awal Juni Rp 17.000 menjadi Rp 16.000/Kg, serta beras IR64 naik tipis dari bulan lalu Rp 13.500 menjadi Rp 14.000/Kg.




(auh/abq)


Hide Ads