Pabrik kereta api milik PT Industri Kereta Api (INKA) di Banyuwangi kebanjiran pesanan. Dalam setahun, pabrik tersebut mampu memproduksi hingga 100 unit kereta api. Meski demikian, jumlah tersebut belum mampu memenuhi tingginya permintaan, baik dari dalam maupun luar daerah.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani meninjau langsung proses produksi di pabrik yang berlokasi di Kecamatan Kalipuro itu. Rencananya PT. INKA akan mengirimkan 12 unit gerbong datar ke Sumatera Selatan.
"Saya melihat langsung di sini tadi rencana akan ada pengiriman gerbong datar ke Sumsel untuk angkutan Batu Bara, bahkan pabrik ini juga mendapatkan pesanan untuk KRL yang dikirim ke DKI," jelas Ipuk, Rabu (2/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tingginya aktivitas produksi di perusahaan tersebut diharapkan membuka peluang kerja bagi ratusan lulusan SMK di Banyuwangi serta mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
"Tenaga kerja di sini yang dibutuhkan ada 1000 dan sekarang masih 600, dampak ekonomi juga karena yang bekerja di sini bukan hanya warga dari Banyuwangi tapi juga dari luar yang butuh tempat tinggal serta makan," terang Ipuk lebih lanjut.
Sementara Direktur Pengelolaan Kualitas PT. INKA Banyuwangi Bambang Jatmika membenarkan tingginya produktivitas di pabrik kereta Banyuwangi. Setiap tahun, ia mampu mengerjakan 100 unit kereta untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
"Kalau saat ini kita baru bisa produksi yang itu setahun masih 100 kalau yang ini gerbong datar sekitar 500," terang Bambang.
"Target kita yang KRL itu tahun 2026 harus bisa 250 supaya bisa memenuhi permintaannya KAI untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan itu nanti di Banyuwangi semua tidak di Madiun," tambahnya.
Menurut Bambang, Pabrik di Banyuwangi akan berfokus pada pengerjaan kereta modern tanpa loko. Saat ini ia masih belum mampu memenuhi seluruh permintaan dalam negeri lantaran masih investasi mesin yang akan terpenuhi pada akhir 2025.
Adapun investasi tahun ini difokuskan pada peralatan sebesar Rp 965 miliar agar dapat mengoptimalkan target produksi di tahun 2026 mendatang.
"Kapasitas saat ini masih investasi mesin akan datang semua mulai bertahap di kuartal ke-3 semester akhir tahun ini baru start produksi maksimal setingnya 250 dengan kurs nilainya kira-kira 4 Triliun," tegas Bambang.
(auh/abq)