Tumini (50), penjaga ponten umum di Taman Lumumba, Surabaya, harus merelakan barang-barang perabotan rumah tangga yang sempat dia simpan di ponten umum itu dibersihkan oleh Satpol PP. Penertiban ini dilakukan setelah ponten yang berada di Taman Jalan Lumumba, Ngagel, Surabaya, viral di media sosial diduga dijadikan tempat tinggal.
Tumini bercerita, sejak tahun 2010 dirinya diminta oleh pengelola ponten, yakni Jasa Tirta, untuk menjaga fasilitas umum tersebut. Namun, ia mengaku tidak hanya sekadar menjaga, tetapi juga harus membayar sewa tahunan.
"Sejak 2010. Kan di sini sewa, yang bangun ini saya disuruh kelola Jasa Tirta," kata Tumini kepada detikJatim, Selasa (2/7/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di awal sewa, Tumini membayar Rp 1 juta per tahun kepada kepala Jasa Tirta. Seiring waktu, tarif sewa itu naik menjadi Rp 1,5 juta.
"Awal Rp 1 juta, dinaikkan Rp 500 ribu. Sekarang Rp 1,5 juta bayarnya di Jasa Tirta Ketintang, bayarnya tiap Januari. Bayarnya ke kepalanya, tapi orangnya sudah pensiun. Kepalanya ganti tetap bayar sewa," ceritanya.
Selain membayar sewa, Tumini juga menanggung seluruh biaya operasional ponten umum tersebut.
"Bayar ponten ke saya, listrik ke saya, cat juga saya," ujarnya.
Di awal-awal menjaga ponten, Tumini kerap menemukan kondisi toilet yang kotor, bahkan dengan kotoran berserakan di lantai. Ia pun membersihkan ponten dan secara bertahap mulai menaruh perabotan seperti kulkas dan kompor di dalam bangunan itu.
Meski begitu, Tumini menegaskan dirinya tidak tinggal di ponten. Setiap pukul 22.00 WIB, dia selalu pulang ke rumahnya di Jalan Lumumba Dalam, RT 2, RW 1, Kelurahan Ngagel.
"Lama-lama capek, riwa-riwi, bawa tiker sambil leyeh-leyeh, ponten nggak selalu ada orang, jenuh duduk, malam tutup. Ditinggali baru-baru ini. Nunggu jenuh, sambil bawa kompor buat masak sendiri, jual teh sama kopi. Pontennya ya sepi, pemasukannya kurang. Kulkas barusan belum ada setahun, karena di rumah saya nggak ada tempat, tak pindah sini," jelasnya.
Soal lemari pakaian yang ditemukan di dalam ponten, Tumini mengatakan itu milik ibunya yang sudah lansia. Lemari itu sengaja diletakkan di sana untuk memudahkan ibunya saat berjaga.
"Kalau lemari itu untuk baju ibu. Dan lemari es itu juga kredit. Buat menyimpan ikan," ujar Tumini.
Kini, usai penertiban dilakukan oleh Satpol PP, Tumini hanya bisa pasrah. Meski barang-barangnya diangkut, ia tetap menjalankan tugas menjaga ponten umum Taman Lumumba seperti biasa.
(esw/hil)