Libur Sekolah, Perajin Layang-layang di Sidoarjo Kebanjiran Pesanan

Suparno - detikJatim
Rabu, 02 Jul 2025 06:00 WIB
Perajin layang-layang di Sidoarjo kebanjiran pesanan. (Foto: Suparno/detikJatim)
Sidoarjo -

Musim kemarau yang bersamaan dengan liburan sekolah membawa berkah tersendiri bagi para perajin layang-layang di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Permintaan yang meningkat tajam membuat para perajin kebanjiran pesanan hingga menambah jumlah pekerja untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Achmad Rifai (27), seorang perajin layang-layang asal Desa Simo Anginangin, Kecamatan Wonoayu Sidoarjo mengatakan, sejak awal libur sekolah, permintaan terhadap layang-layang melonjak drastis. Setiap hari, ia bersama 10 pekerjanya mampu memproduksi puluhan layang-layang berbagai jenis.

"Musim kemarau saya membuat layangan untuk dijual ke para penggemar layang-layang. Jenis layangan yang dibuat yaitu aduan, sawangan. Tahun ini yang paling banyak dicari jenis paviran, bawangan, dan layangan aduan," ujar Rifai saat ditemui di rumah produksinya, Selasa (1/7/2025).

Menurut Rifai, meskipun pembuatan layang-layang terbilang mudah, prosesnya tetap membutuhkan ketelatenan. Mulai dari pengerutan bambu, pembuatan kerangka hingga pelapisan plastik berwarna-warni dilakukan secara manual oleh timnya.

"Kalau untuk layangan aduan, tahun ini kenaikannya bisa hampir 100 persen. Biasanya saya jual ecer 50 buah, sekarang bisa sampai 100. Bahkan grosir sering harus menunggu karena kami belum bisa memproduksi dalam jumlah lebih banyak," jelasnya

Perajin layang-layang di Sidoarjo kebanjiran pesanan Foto: Suparno/detikJatim

Rifai memasarkan layang-layangnya ke berbagai daerah di Jawa Timur, seperti Surabaya, Probolinggo, dan Gresik. Harga layang-layang aduan dijual mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 10.000 per buah, sedangkan layangan hias bisa mencapai Rp 500.000 tergantung pada motif dan kerumitan desain.

"Saya pasarkan melalui offline, kalau online biasanya yang memesan dari luar pulau seperti Kalimantan, jumlahnya cukup banyak, jadi saya tidak mampu memenuhi pesanan itu, makanya cukup saya pasarkan melalui offline," imbuh Rifai.

Salah satu pembeli, Hartono (34), warga Wringinanom, Gresik, mengaku rutin membeli layang-layang dan benang dari tempat Rifai untuk dijual kembali. Ia menyebut permintaan meningkat tajam selama musim liburan.

"Saya kulakan setiap hari ke sini. Yang paling dicari jenis ikan-ikanan, habis Rp 950 ribu sekali belanja. Kadang bisa sampai Rp 1 juta kalau ramai. Setiap hari pasti habis karena peminatnya tinggi," tutur Hartono.

Tingginya minat masyarakat terhadap permainan tradisional ini menjadi angin segar bagi para perajin lokal, sekaligus menunjukkan bahwa di tengah gempuran permainan digital, layang-layang masih memiliki tempat di hati masyarakat, terutama saat musim liburan tiba.



Simak Video "Video: Festival Layang-Layang Hiasi langit Gresik"

(auh/hil)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork