Berdasarkan informasi di lapangan, para nelayan tersebut berasal dari dua kecamatan yang berbeda. Yakni Puger dan Kecamatan Balung.
Tiga nelayan berasal dari Kecamatan Puger yakni Wasito Desa Bagon, H. Tawi dari Puger Wetan dan Baroji dari Puger Kulon. Sementara itu, tiga lainnya atas nama Arif, Daim, dan Ahmad Basori yang merupakan nelayan asal Kecamatan Balung.
Salah satu anak korban Wasito, Isa Kusuma menceritakan, saat itu ayahnya berangkat melaut usai salat Jumat. Mereka berangkat bertiga menggunakan kapal kecil.
"Bapak berangkat ke laut sama teman-temannya, kalau dari sini tuh tiga orang. Yang satu Pak Daim dan satunya Pak Arif," katanya, Selasa (1/7/2025).
Selanjutnya, kata dia, biasanya ayahnya melaut itu hanya sekitar 24 jam. Namun, saat itu dia dan keluarga mulai cemas karena Wasito tidak kunjung pulang.
"Karena mulai cemas kami langsung menghubungi juragan kapal. Mereka menduga kapal tertahan di laut karena cuaca buruk dan angin kencang selama dua hari terakhir," ujarnya.
Namun, setelah menunggu, kabar baik pun tak kunjung datang yang membuat kekhawatiran keluarga semakin memuncak pada Sabtu malam. Akhirnya, mereka melaporkan kejadian ini ke Polairud Polres Jember untuk tindakan lanjut.
"Kami akhirnya lapor ke polisi dan dua sampan dikerahkan untuk mencari keberadaan mereka, tapi hingga sore tidak ada hasil sama sekali," paparnya.
"Tapi pencarian yang dilakukan oleh petugas terkendala kondisi cuaca yang buruk serta keterbatasan armada. Senin siang, satu sekoci berisi sekitar 10 orang keluarga juragan kembali melakukan penyisiran laut lebih jauh dari titik keberangkatan," tambahnya.
Sementara itu, Kasatpolair polres Jember AKP Hari Pamudji menyatakan, pihaknya hingga saat ini masih melakukan pencarian terhadap keenam nelayan. Hingga saat ini, proses pencarian masih dilakukan oleh pihak kepolisian perairan.
"Kami masih melakukan pencarian dan para nelayan masih belum ditemukan," ungkapnya.
(auh/hil)