Panduan Lengkap Puasa Asyura yang Dianjurkan Rasulullah

Panduan Lengkap Puasa Asyura yang Dianjurkan Rasulullah

Mira Rachmalia - detikJatim
Jumat, 27 Jun 2025 20:00 WIB
Ramadan Kareem photography, Lantern with crescent moon shape on the beach with sunset sky, 2024 Eid Mubarak  greeting background
Ilustrasi Puasa. Simak Tata Cara Puasa Asyura. Foto: Getty Images/sarath maroli
Surabaya -

Puasa Asyura adalah puasa sunnah yang dilakukan setiap tanggal 10 Muharram, yaitu salah satu hari yang sangat dimuliakan dalam kalender Islam. Hari ini juga dikenang sebagai waktu ketika Nabi Musa AS diselamatkan Allah SWT dari kejaran Fir'aun, sebagaimana disebutkan dalam berbagai hadis sahih.

Pada awalnya, puasa Asyura sempat diwajibkan Nabi Muhammad SAW sebelum turunnya perintah wajib puasa di bulan Ramadhan. Namun, setelah puasa Ramadhan ditetapkan sebagai kewajiban, maka puasa Asyura berubah status menjadi sunah muakkadah, yakni amalan sunnah yang sangat dianjurkan.

Sebagai bentuk pembeda dari praktik puasa kaum Yahudi, Nabi SAW menganjurkan agar umat Islam juga menambahkan puasa di hari kesembilan Muharram (Tasua), atau bahkan hari ke-11, selain hari ke-10 (Asyura).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tata Cara Puasa Asyura

Secara umum, tata cara puasa Asyura tidak berbeda jauh dengan puasa sunah lainnya, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar ibadah ini menjadi lebih sempurna.

1. Berniat Karena Allah SWT

Niat adalah syarat sah ibadah puasa. Niat puasa Asyura bisa dilafalkan di malam hari sebelum subuh atau bahkan hingga menjelang waktu Dzuhur, asalkan belum melakukan hal-hal yang membatalkan puasa. Lafal niat puasa Asyura:

نَوَيْتُ صَوْمَ عَاشُورَاءَ لِلّٰهِ تَعَالَى

Arab Latin: Nawaitu shauma 'Asyura lillahi ta'ala.

Artinya: Saya niat puasa Asyura karena Allah Ta'ala.

2. Disunahkan Sahur

Meski tidak wajib, sahur sangat dianjurkan untuk dilakukan karena selain menguatkan tubuh selama berpuasa, sahur juga mengandung keberkahan sebagaimana disebutkan dalam hadis Rasulullah SAW.

3. Menahan Diri dari Pembatal dan Pengurang Pahala Puasa

Selain menjaga dari hal-hal yang membatalkan puasa (makan, minum, hubungan suami istri, dll), hendaknya juga menghindari ucapan dan perilaku buruk seperti gibah, marah, atau berdusta agar puasa menjadi lebih bernilai.

4. Memperbanyak Amalan Saleh

Hari Asyura menjadi momentum istimewa untuk memperbanyak amalan saleh. Selain berpuasa, umat Islam dianjurkan meningkatkan ibadah seperti membaca Al-Qur'an, salat sunah, berzikir, memperbanyak istigfar, bersedekah, dan berbuat baik kepada sesama. Ini adalah waktu yang tepat untuk meraih pahala dan mendekatkan diri kepada Allah.

5. Menyegerakan Berbuka Puasa

Saat waktu magrib tiba, berbukalah tepat waktu. Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk tidak menunda-nunda berbuka puasa.

6. Membaca Doa Berbuka

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Arab Latin: Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa'alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Artinya: Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.

Keutamaan Puasa Asyura Berdasarkan Hadis

Puasa Asyura memiliki keutamaan istimewa yang ditegaskan langsung oleh Rasulullah SAW dalam berbagai hadis. Ibadah ini bukan hanya warisan para nabi terdahulu, tetapi juga menjadi amalan penuh pahala yang mampu menghapus dosa setahun sebelumnya. Berikut ini penjelasan keutamaannya berdasarkan hadis-hadis sahih.

1. Menghapus Dosa Setahun yang Lalu

Dari Abu Qatadah RA, Rasulullah SAW bersabda: "Puasa hari Asyura, aku berharap kepada Allah agar Ia mengampuni dosa setahun yang lalu." (HR Muslim)

Hal ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah SWT. Dengan menjalankan puasa satu hari saja, umat Islam bisa menghapus dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya.

2. Puasa yang Paling Utama Setelah Ramadhan

Rasulullah SAW bersabda: "Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yaitu Muharram." (HR Muslim)

Puasa Asyura termasuk dalam puasa paling mulia setelah Ramadhan. Ini menegaskan bahwa Asyura memiliki posisi istimewa dalam kalender ibadah umat Islam.

3. Membedakan Diri dari Kaum Yahudi

Kaum Yahudi juga berpuasa pada hari Asyura karena mengingat peristiwa selamatnya Nabi Musa AS. Oleh karena itu, Rasulullah SAW bersabda:

"Jika aku masih hidup hingga tahun depan, maka aku akan berpuasa pada hari kesembilan (Tasu'a) juga."

Ini menjadi anjuran menjalankan puasa dua hari, 9 dan 10 Muharram, guna membedakan umat Islam dari tradisi Yahudi sekaligus bentuk kehati-hatian dalam menentukan tanggal.

4. Pahala Setara 30 Hari Puasa

Dalam hadis yang diriwayatkan oleh At-Thabrani: "Barang siapa berpuasa satu hari di bulan Muharram, maka baginya setiap satu hari dihitung seperti puasa selama tiga puluh hari."

Ini adalah bukti bahwa Allah SWT memberikan ganjaran besar kepada orang-orang yang menghidupkan sunnah dengan berpuasa di bulan yang dimuliakan ini.

5. Menambah Kesalehan dan Kepekaan Spiritual

Puasa Asyura bukan hanya berdampak secara jasmani, tetapi juga memperkuat batin dan memperdalam hubungan spiritual dengan Allah. Puasa Asyura bukan sekadar ibadah fisik yang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga sarana untuk memperkuat batin dan memperdalam hubungan spiritual dengan Allah.

Hari ini menjadi momen yang tepat bagi setiap muslim untuk merenungkan perjalanan hidup, membersihkan hati dari segala penyakitnya, memohon ampunan atas dosa-dosa, dan memperbaiki kualitas iman secara menyeluruh.

Puasa Asyura adalah ibadah sunah yang sangat dianjurkan dengan berbagai keutamaan besar, mulai dari penghapusan dosa setahun, pahala berlipat, hingga peningkatan spiritualitas. Tata caranya sederhana, namun pahalanya sangat besar.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads