- Sejarah Muharram
- Amalan Bulan Muharram 1. Sholat Tasbih 2. Puasa Tasu'a dan Asyura 3. Mempererat Silaturahmi 4. Bersedekah 5. Mandi Sunah 6. Ziarah kepada Ulama 7. Menjenguk Orang Sakit 8. Menambah Nafkah untuk Keluarga 9. Memotong Kuku 10. Mengusap Kepala Anak Yatim 11. Membaca Surah Al-Ikhlas 1.000 Kali
- Keutamaan Bulan Muharram
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriah, dan termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci) yang dimuliakan dalam Islam. Di bulan ini, umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amal kebaikan.
Menjelang datangnya bulan yang mulia ini, penting bagi umat Islam untuk mengetahui amalan sunah pada bulan ini agar mendapat syafaat sebesar-besarnya. Berikut sejarah, keutamaan, dan amalan bulan Muharram berikut ini.
Sejarah Muharram
Kata Muharram berasal dari akar kata "haram" yang berarti suci atau terlarang. Sejak masa pra-Islam, masyarakat Arab telah menghormati bulan ini dengan tidak melakukan peperangan atau pertumpahan darah. Ketika Islam datang, kehormatan bulan ini tetap dijaga dan ditegaskan dalam ajaran Al-Qur'an sebagai salah satu dari empat bulan haram, bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah, dan Rajab.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara historis, kalender Hijriah sendiri baru disusun secara resmi pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab RA. Saat itu, kebutuhan untuk menandai tahun dalam surat-surat resmi menimbulkan inisiatif penyusunan kalender Islam.
Setelah diskusi bersama para sahabat, diputuskan bahwa penanggalan hijriah dimulai dari peristiwa hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Atas usulan Utsman bin Affan RA, bulan Muharram dijadikan sebagai bulan pertama karena bertepatan dengan awal perjalanan hijrah setelah peristiwa Baiat Aqabah II yang terjadi di akhir bulan Dzulhijjah.
Baca juga: Perbedaan Makna 1 Muharram dan 1 Suro |
Amalan Bulan Muharram
Dilansir dari berbagai sumber, ada 11 amalan yang sangat bermanfaat jika dilaksanakan pada bulan Muharam. Berikut daftarnya.
1. Sholat Tasbih
Sholat tasbih merupakan ibadah sunnah yang dilakukan empat rakaat, biasanya pada malam 10 Muharram (Hari Asyura). Sholat ini bertujuan untuk memperbanyak tasbih (zikir) kepada Allah dan mendekatkan diri pada-Nya.
2. Puasa Tasu'a dan Asyura
Puasa di tanggal 9 dan 10 Muharram sangat dianjurkan. Rasulullah SAW menyebut puasa ini dapat menghapus dosa-dosa kecil selama satu tahun sebelumnya. Hari ke-9 dikenal sebagai Tasu'a, dan ke-10 sebagai Asyura.
3. Mempererat Silaturahmi
Menyambung silaturahmi membawa banyak keberkahan, seperti mendapat ridha Allah, memperpanjang umur, melapangkan rezeki, dan meninggalkan kesan baik yang dikenang setelah wafat.
4. Bersedekah
Bulan Muharram adalah waktu yang tepat untuk berbagi rezeki, terutama pada Hari Asyura. Rasulullah SAW menyebut siapa yang melapangkan keluarganya pada hari itu, maka Allah akan melapangkan rezekinya selama setahun penuh.
5. Mandi Sunah
Mandi pada hari Asyura juga termasuk amalan yang dianjurkan sebagai simbol penyucian diri. Islam sangat menganjurkan kebersihan sebagai bagian dari iman.
6. Ziarah kepada Ulama
Berziarah ke makam para ulama menjadi bentuk penghormatan dan cara untuk mengenang jasa-jasa mereka dalam menyebarkan ilmu dan agama Islam.
7. Menjenguk Orang Sakit
Menjenguk orang sakit adalah bentuk kepedulian sosial yang sangat dianjurkan. Rasulullah SAW menyebut menjenguk orang sakit sebagai bagian dari akhlak mulia umat Islam.
8. Menambah Nafkah untuk Keluarga
Melapangkan nafkah untuk keluarga, terutama pada Hari Asyura, merupakan amalan berpahala besar. Mencukupi kebutuhan keluarga menjadi bentuk kasih sayang yang sangat dianjurkan.
9. Memotong Kuku
Amalan ini berkaitan dengan kebersihan pribadi. Memotong kuku, mencukur kumis, dan mencabut bulu ketiak merupakan fitrah yang disukai Allah dan sunnah Rasulullah SAW.
10. Mengusap Kepala Anak Yatim
Mengusap kepala anak yatim di Hari Asyura disebut dalam hadits sebagai amalan yang dapat mengangkat derajat seseorang. Ini adalah bentuk kasih sayang dan perhatian kepada mereka yang membutuhkan.
11. Membaca Surah Al-Ikhlas 1.000 Kali
Membaca surat Al-Ikhlas dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan. Membaca surat ini secara berulang menjadi bentuk kecintaan kepada tauhid dan keesaan Allah SWT.
Keutamaan Bulan Muharram
Bulan ini memiliki keutamaan yang amat luar biasa. Pertama, Muharram menandai awal tahun baru Islam, yang menjadi momen refleksi bagi umat Islam untuk memperbaiki amal dan meneguhkan keimanan. Momen ini mengingatkan umat Islam pada perjuangan Rasulullah SAW dalam hijrah, yang menandai lahirnya komunitas Islam yang lebih kuat dan terorganisir.
Kedua, bulan Muharram termasuk dalam empat bulan haram yang disebut dalam Al-Qur'an (QS. At-Taubah: 36).
اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌۗ ذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةًۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ
Artinya: Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.
Dalam bulan-bulan haram, umat Islam diperintahkan untuk tidak berbuat zalim karena dosa yang dilakukan di bulan ini lebih besar, sementara amal saleh akan dilipatgandakan pahalanya. Bulan ini memiliki tingkat kesucian yang tinggi, dan karenanya sangat dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan menjauhi maksiat.
Ketiga, bulan Muharram dihiasi hari Asyura (10 Muharram), yang memiliki keutamaan istimewa. Pada hari tersebut, Nabi Musa AS diselamatkan dari kejaran Fir'aun. Rasulullah SAW menganjurkan umat Islam untuk berpuasa pada hari Asyura, bahkan menyebutnya sebagai puasa terbaik setelah Ramadhan.
Dalam riwayat lain, Rasulullah juga menganjurkan puasa pada hari Tasu'a (9 Muharram) sebagai bentuk kehati-hatian dalam membedakan dengan tradisi Yahudi. Puasa ini menghapus dosa-dosa kecil selama setahun sebelumnya.
Dengan semua keistimewaan ini, bulan Muharram menjadi salah satu momentum spiritual penting dalam Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk mengisinya dengan ibadah, memperbanyak amal saleh, menjauhi perbuatan dosa, dan merenungkan kembali nilai hijrah dalam kehidupan sehari-hari.
(ihc/irb)