Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka mendapat banyak keluhan dari petani kopi saat berdialog di kawasan Ijen, Bondowoso. Salah satu yang paling disorot adalah mahalnya harga pupuk non-subsidi yang membebani petani.
Dalam dialog yang berlangsung Selasa (24/6/2025), para petani juga menyampaikan harapan terkait akses pasar, permodalan, hingga alat pengolahan pascapanen untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka.
"Kami sangat mengharap adanya peningkatan dukungan pemerintah. Pun peningkatan petani kopi di kawasan sini," kata Febri Haji, seorang petani kopi asal Desa Sukorejo, Sumberwringin, Selasa (24/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Febri juga menyebut adanya semangat dari para petani untuk membentuk koperasi 'Merah Putih' demi memperkuat posisi tawar di sektor kopi.
"Kami memiliki semangat untuk pembentukan koperasi merah putih," imbuhnya.
Sementara seorang petani lainnya, Agus Suprapto mengharapkan adanya kebijakan dari pemerintah dalam upaya menekan harga pupuk non-subsidi. Karena menurutnya kopi akan bagus jika didukung dengan pupuk yang baik.
"Untuk pupuk itu, minta tolong ke bapak, supaya harganya lebih diturunkan lagi pak," bebernya.
Lebih lanjut, ia mengimbuhkan, selama ini petani kopi membeli pupuk non-subsidi yang harganya Rp 500 ribu. Dan harga itu dirasakan sangat tinggi sekali
"Kalau bisa diturunkan lagi pak," ujar Agus Suprapto.
Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka mengatakan, terkait masalah pupuk, bibit, pengairan, nanti akan segera ditindaklanjuti. Permasalahan ini sama dengan permasalahan tebu yang disampaikan petani pada dirinya.
"Segera akan kami tindak lanjuti ya, bapak ibu," ujar putra Presiden ke-7 Jokowi ini.
Gibran mengatakan, agar petani fokus meningkatkan produktivitas dan kualitas. Karena itulah, dari program PMO ini dirinya berharap semua mengikuti roadmap yang sudah ada.
"Kalau kita mengikuti roadmap yang sudah ada, visi misi, program unggulan Pak Presiden. Insyaallah para petani bisa menikmati juga," tandas Gibran.
(auh/hil)