Jenis-jenis Alergi Kulit, Penyebab hingga Gejala yang Perlu Diketahui

Jenis-jenis Alergi Kulit, Penyebab hingga Gejala yang Perlu Diketahui

Irma Budiarti - detikJatim
Senin, 23 Jun 2025 15:45 WIB
Closeup girl is scratching her hand with nails. Reddened, inflamed body parts causes discomfort and itching. Young woman is suffering from bouts of allergies. Dermatological skin diseases concept.
Ilustrasi Alergi. Foto: Getty Images/iStockphoto/monstArrr_
Surabaya -

Alergi kulit menjadi salah satu gangguan kesehatan yang cukup umum dialami berbagai kalangan, dari anak-anak hingga orang dewasa. Reaksi kulit yang muncul bisa sangat beragam, mulai dari gatal ringan hingga ruam parah yang mengganggu aktivitas harian.

Memahami jenis-jenis alergi kulit, penyebab, hingga gejala yang menyertainya penting agar penanganan bisa dilakukan dengan tepat. Dengan begitu, penanganan bisa dilakukan lebih cepat dan tepat guna mencegah reaksi yang lebih parah.

Jenis Alergi Kulit

Alergi kulit merupakan kondisi ketika sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap zat tertentu yang seharusnya tidak berbahaya.Berikut penjelasan lengkapnya yang dirangkum dari berbagai sumber medis terpercaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Dermatitis Kontak

Dermatitis kontak adalah jenis alergi kulit yang paling sering terjadi. Kondisi ini muncul ketika kulit bersentuhan langsung dengan zat tertentu yang memicu reaksi alergi atau iritasi. Contoh umum pemicunya adalah parfum, detergen, logam seperti nikel, atau lateks.

Reaksi alergi bisa berkembang dalam hitungan jam hingga hari setelah paparan. Gejalanya berupa kemerahan, gatal, kulit mengelupas, hingga lepuh kecil. Meski tidak menular, dermatitis kontak bisa sangat mengganggu jika tidak segera diatasi dengan menghindari pemicu dan menggunakan salep antiinflamasi.

ADVERTISEMENT

2. Urtikaria (Biduran)

Urtikaria atau biduran ditandai dengan munculnya bilur atau bentol merah yang sangat gatal di permukaan kulit. Reaksi ini biasanya bersifat sementara, namun pada beberapa kasus bisa menjadi kronis dan berlangsung selama berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan.

Biduran bisa dipicu makanan tertentu seperti seafood, kacang-kacangan, obat-obatan, suhu dingin atau panas ekstrem, hingga stres emosional. Karena penyebabnya beragam, mengenali pola pemicu menjadi kunci utama dalam mencegah kekambuhan.

3. Eksim (Dermatitis Atopik)

Eksim atau dermatitis atopik sering kali dialami anak-anak, meski orang dewasa juga bisa mengalaminya. Alergi jenis ini bersifat kronis dan biasanya berkaitan dengan faktor genetik serta sistem imun yang terlalu sensitif.

Kulit penderita eksim umumnya kering, bersisik, gatal parah, bahkan bisa menimbulkan luka akibat garukan. Eksim bisa memburuk saat cuaca dingin, terkena sabun tertentu, atau saat tubuh sedang stres. Mengelola eksim memerlukan pendekatan jangka panjang, termasuk menjaga kelembapan kulit dan menghindari pencetus.

4. Angioedema

Berbeda dengan urtikaria yang muncul di permukaan, angioedema memicu pembengkakan di lapisan kulit yang lebih dalam. Area yang sering terkena adalah kelopak mata, bibir, tangan, dan tenggorokan. Kondisi ini bisa membahayakan bila menyebabkan saluran napas menyempit.

Pemicunya hampir sama dengan biduran, termasuk makanan, obat, atau sengatan serangga. Angioedema bisa muncul bersamaan dengan urtikaria atau berdiri sendiri. Jika disertai sesak napas, kondisi ini merupakan kegawatdaruratan medis yang perlu ditangani segera.

5. Alergi Matahari (Photosensitivity)

Bagi sebagian orang, sinar matahari bisa menjadi musuh. Photosensitivity atau alergi matahari terjadi ketika kulit bereaksi berlebihan terhadap paparan sinar ultraviolet (UV). Gejala utamanya berupa ruam kemerahan, gatal, dan terkadang perih seperti terbakar.

Kondisi ini bisa dipicu oleh faktor genetik, konsumsi obat tertentu (seperti antibiotik atau antijamur), hingga penggunaan kosmetik yang mengandung zat sensitif UV. Pencegahannya bisa dengan menggunakan tabir surya SPF tinggi dan pakaian pelindung saat berada di luar ruangan.

6. Alergi Makanan

Tak hanya menyerang sistem pencernaan, alergi makanan juga bisa berdampak langsung pada kulit. Reaksi yang muncul umumnya berupa gatal-gatal, bentol, hingga eksim. Anak-anak yang alergi terhadap susu sapi, telur, atau kacang, sering kali menunjukkan gejala di kulit terlebih dahulu.

Kondisi ini perlu diwaspadai karena reaksi bisa memburuk menjadi anafilaksis, yaitu reaksi alergi berat yang mengancam jiwa. Oleh karena itu, mengenali makanan pemicu dan berkonsultasi dengan dokter alergi sangat disarankan.

7. Alergi Obat

Beberapa obat, terutama antibiotik dan antiinflamasi non-steroid, bisa memicu reaksi alergi pada kulit. Gejala ringan bisa berupa ruam merah atau gatal, namun dalam kasus berat, bisa berkembang menjadi sindrom Stevens-Johnson atau toksik epidermal nekrolisis (TEN) yang menyebabkan pengelupasan kulit luas dan memerlukan perawatan intensif.

Oleh karena itu, sangat penting untuk mencatat riwayat alergi obat dan menyampaikan kepada tenaga medis sebelum mendapat resep. Diagnosis dan penanganan cepat sangat krusial dalam kasus ini.

Gejala Umum Alergi Kulit

Alergi kulit bisa muncul dalam berbagai bentuk, tergantung jenis dan pemicunya. Meski demikian, ada sejumlah gejala umum yang sering kali menjadi tanda awal terjadinya reaksi alergi pada kulit. Berikut beberapa gejala umum alergi kulit.

1. Kulit Kemerahan

Salah satu gejala yang paling mudah dikenali adalah kemerahan pada kulit. Warna kulit berubah menjadi merah karena peradangan yang dipicu oleh sistem imun tubuh. Biasanya, kemerahan ini disertai rasa gatal, mulai dari ringan hingga sangat mengganggu, bahkan membuat sulit tidur atau beraktivitas.

2. Ruam dan Bentol

Selain itu, kulit juga bisa menunjukkan reaksi berupa ruam, bentol, atau lepuh kecil. Bentuknya bervariasi, ada yang hanya berupa bintik-bintik merah, ada pula yang membengkak seperti biduran. Pada beberapa kasus, lepuh dapat pecah dan meninggalkan luka yang rawan infeksi jika tidak ditangani dengan baik.

3. Kulit Kering dan Bersisik

Kulit yang kering dan bersisik juga merupakan ciri khas alergi, terutama pada penderita eksim atau dermatitis atopik. Kondisi ini membuat kulit tampak kusam, terasa kasar, bahkan bisa mengelupas. Tak jarang, penderita juga merasakan sensasi panas atau perih, seolah kulit terbakar, terutama saat alergi menyerang lapisan kulit yang lebih dalam.

Apabila gejala ini berlangsung dalam waktu lama, menyebar dengan cepat, atau disertai tanda-tanda serius seperti sesak napas dan pembengkakan di wajah atau tenggorokan, segera cari bantuan medis. Reaksi alergi berat seperti ini bisa mengarah pada anafilaksis, kondisi yang membutuhkan penanganan darurat.

Mengenal jenis-jenis alergi kulit, penyebab, hingga gejalanya bisa membantu kita lebih waspada dan cepat tanggap saat reaksi muncul. Konsultasi ke dokter spesialis kulit atau alergi untuk mendapatkan diagnosis dan pengobatan yang sesuai.




(hil/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads