Peringatan keras disampaikan Wakil Bupati Bangkalan Fauzan Ja'far usai viralnya loket obat di Puskesmas Kwanyar yang kosong ditinggal ngopi. Kepala Dinkes Bangkalan turut memperingatkan, jangan sampai peristiwa seperti itu terjadi lagi.
Seperti diketahui, peristiwa viral itu dialami keluarga salah satu pasien di Puskesmas Kwanyar, Bangkalan yang hendak mengambil obat tapi loket pengambilan obat kosong tidak ada petugas yang berjaga.
Keluarga pasien itu meluapkan kekesalan dengan mengirimkan rekaman video ke medsos usai bolak balik ke loket hingga 2 jam tapi tetap tidak menemukan satu pun petugas di loket obat. Sontak video itu viral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Belakangan baru diketahui para petugas itu keluar ngopi. Ini dibenarkan oleh Kepala Puskesmas Kwanyar, Rudi Hartono yang menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi pada Selasa (17/6) dini hari sekitar pukul 00.40 WIB.
"Karena merasa mengantuk, semula petugas keluar ke musala lalu pergi ngopi," katanya.
"Biasanya petugas saat mau keluar akan pamit terlebih dahulu. Ini mungkin khilaf dan mengira di jam itu tidak ada kunjungan untuk pengambilan obat," lanjutnya.
Atas kejadian viral itulah Wabup Fauzan melakukan sidak di Puskesmas yang viral itu. Setelah melakukan sidak Fauzan tampak geram saat menyampaikan tentang evaluasi.
"Kami mendatangi langsung untuk memastikan kebenaran ulah petugas yang viral, dan sekalian untuk melakukan evaluasi," ujar Fauzan, Minggu (21/6).
Dia menganggap perilaku pegawai yang pergi ngopi di jam kerja itu adalah kesalahan fatal. Sebab pegawai itu bersangkutan langsung dengan pelayanan publik, terutama di bidang kesehatan masyarakat.
"Saya sudah peringatkan hal ini agar segera ditindak agar tidak terulang kembali. Diketahui petugas yang sedang piket berstatus honorer," sambung Fauzan.
Fauzan menegaskan bahwa di sektor layanan kesehatan dibutuhkan petugas yang peka dan sigap. Dia pun meminta seluruh staf Puskesmas wajib mempermudah warganya mengakses layanan kesehatan.
"Nanti yang melanggar harus siap menerima sanksi. Kami akan menyampaikan kepada kepala dinkes untuk sanksinya. Sanksi paling berat nanti dimutasi," tegasnya.
Kepala Dinkes Bangkalan Nur Hotibah tidak menampik bahwa peristiwa yang viral di media sosial itu benar-benar terjadi. Hotibah berjanji akan memberikan sanksi pada petugas sesuai dengan aturan yang ada.
"Kami akan berikan sanksi tegas, agar dijadikan pembelajaran bagi Puskesmas lainya. Cukup ini yang terakhir, jangan terjadi lagi. Kalau ternyata masih ada, tentunya sudah tahu risikonya apa," katanya.
(dpe/abq)