Strategi Pertahanan: Prajurit Koarmada II Periksa Muskuloskleletal

Strategi Pertahanan: Prajurit Koarmada II Periksa Muskuloskleletal

Esti Widiyana - detikJatim
Minggu, 22 Jun 2025 17:00 WIB
Pemeriksaan sistem muskuloskeletal prajurit TNI AL Koarmada II Surabaya.
Pemeriksaan sistem muskuloskeletal prajurit TNI AL Koarmada II Surabaya. (Foto: Istimewa)
Surabaya -

Prajutrit TNI rentan mengalami cedera pada sistem muskuloskeletal saat bertugas. Demi mencegah cedera yang lebih serius, Departemen Radiologi FK Unair-RSU dr Soetomo menggelar bakti sosial dengan memeriksa muskoloskeletal personil TNI AL yang aktif di Komando Armada (Koarmada) II.

Ketua Departemen Radiologi FK Unair-RSU dr Soetomo, Prof Dr dr Rosy Setiawati SpRad, Subsp MSK(K) mengatakan pemeriksaan ini dilakukan demi memastikan potensi cedera yang dialami para prajurit.

Pemeriksaan itu meliputi robekan otot atau tendon seperti robekan tendon rotator cuff di bahu, peradangan tendon (tendinitis) atau bursa (bursitis), hingga cedera ligamen. Ini mengingat tingginya beban kerja prajurit terutama di daerah bahu, sehingga cedera sistem muskoloskeletal harus diantisipasi sejak dini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Personel aktif TNI Angkatan Laut terlibat dalam berbagai aktivitas berat seperti latihan tempur, angkat beban, aktivitas laut, dan tugas lapangan lainnya. Aktivitas ini menempatkan sistem muskuloskeletal bahu dalam risiko tinggi mengalami gangguan atau cedera, baik akut maupun kronik," ujar Prof Rosy, Minggu (22/6/2025).

Selain itu, Departemen radiologi FK Unair-RSU dr Soetomo juga mengenalkan pemeriksaan ultrasonografi muskuloskeletal (USG MSK). Yakni prosedur diagnostik dengan gelombang suara frekuensi tinggi atau ultrasonografi untuk menilai struktur jaringan lunak dan sendi di sistem muskuloskeletal.

ADVERTISEMENT

"Cedera pada bahu seperti tendinopati rotator cuff, impingement syndrome, dan robekan parsial atau total tendon sering terjadi. Namun, kerap tidak terdiagnosis secara dini karena pasien berpikir nanti bisa sembuh sendiri setelah dipijat atau istirahat, tetapi gangguan pergerakan serta nyeri terus berlangsung berkepanjangan dan akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari," jelasnya.

Menurutnya, dengan pemeriksaan MSK USG hasil yang didapatkan akan lebih akurat.

"Pemeriksaan ultrasonografi bahu adalah alat diagnostik non-invasif yang efektif untuk deteksi dini kelainan tersebut," ujarnya.

Sementara Pangkoarmada II Laksda TNI I.G.P. Alit Jaya mengatakan, pemeriksaan USG muskuloskeletal tidak hanya bersifat medis, tetapi bagian dari strategi pertahanan. Khususnya dalam melindungi kesehatan para prajurit.

"Kita sedang menanamkan kesadaran bahwa menjaga kesehatan adalah bagian dari Bela Negara. Melalui kolaborasi ini kita tidak hanya memberikan layanan, tetapi juga membangun sistem deteksi dini yang mampu mengantisipasi cedera tersembunyi sebelum menjadi penghambat kinerja. Inilah bentuk sinergi nyata antara kekuatan akademik dan kekuatan militer demi ketahanan bangsa yang lebih kuat," pungkasnya.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads