Remaja Ini Hamil Bukan Karena Berhubungan Intim tapi Telan Sperma

Kabar Kesehatan

Remaja Ini Hamil Bukan Karena Berhubungan Intim tapi Telan Sperma

Suci Risanti Rahmadania - detikJatim
Minggu, 22 Jun 2025 12:00 WIB
Pregnant woman lying on the bed waiting to give birth in a hospital.
Ilustrasi (Foto: Getty Images/flukyfluky)
Surabaya -

Seorang remaja perempuan di Lesotho, Afrika Selatan pernah membuat geger. Pasalnya, remaja yang tak disebutkan namanya tersebut itu positif hamil akibat menelan sperma.

Peristiwa tersebut terjadi lebih dari 30 tahun yang lalu. Awalnya, ia datang ke rumah sakit dengan keluhan nyeri perut akut dan muncul hilang secara berkala. Pemeriksaan menunjukkan, pasien sedang hamil sekitar sembilan bulan, namun ia mengaku tidak menyadari kehamilannya.

Rahim pasien mengalami kontraksi secara teratur dan posisi janin sudah berada dengan kepala menghadap ke bawah di jalan lahir. Kasusnya ini dipublikasikan di jurnal Obstetrics & Gynaecology pada 1988.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikutip dari Live Science, pasien sebelumnya pernah mengunjungi unit gawat darurat yang sama 278 hari sebelumnya, atau sedikit lebih dari sembilan bulan lalu setelah ditusuk seorang pria di bagian perut atas.

Pisau tersebut menembus dinding perutnya dan menyebabkan dua luka pada lambungnya. Saat itu, dokter menangani lukanya dan memperbolehkan pasien pulang dari rumah sakit.

ADVERTISEMENT

Beberapa bulan kemudian, saat pasien masih dalam masa pemulihan pasca operasi caesar, ia memberi tahu seorang perawat penyerangan itu terjadi ketika mantan kekasihnya memergoki ia sedang melakukan seks oral pada pacar barunya.

Dokter menyimpulkan setelah penusukan itu, sperma yang sempat ia telan berpindah ke organ reproduksinya melalui robekan pada saluran pencernaannya, sehingga menyebabkan kehamilan.

Pembuahan biasanya terjadi setelah sperma dimasukkan ke dalam sistem reproduksi wanita melalui vagina. Lingkungan yang sangat asam, seperti saluran pencernaan, tidak cocok untuk sperma. Namun, air liur memiliki kadar asam yang lebih rendah dibandingkan bagian lain dari sistem pencernaan.

Di sisi lain, saat dokter UGD memeriksa vulva pasien atau bagian luar dari sistem reproduksi wanita, tidak ditemukan adanya lubang vagina. Sebaliknya, dokter menemukan lekukan dangkal yang tertutup kulit di antara labia minora atau bibir bagian dalam vulva, dan di bawah meatus uretra atau lubang luar dari uretra yang mengalirkan urine dari kandung kemih.

Kondisi langka lubang vagina tidak ada atau tertutup ini dikenal sebagai atresia vagina distal dan diperkirakan terjadi pada 1 dari 4.000 hingga 10.000 bayi perempuan yang baru lahir.

Dokter akhirnya memberikan anestesi spinal kepada pasien dan melakukan operasi caesar darurat. Remaja tersebut melahirkan seorang bayi laki-laki yang sehat dengan berat 2,8 kilogram, menurut laporan kasus tersebut.

Pemeriksaan setelah persalinan menunjukkan bahwa rahim pasien berakhir pada vagina yang hanya sedalam 2 sentimeter.

Artikel ini telah tayang di detikHealth. Klik di sini.




(auh/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads