- Apa Itu Asbes?
- Larangan Penggunaan Asbes
- Bahaya Kesehatan Akibat Paparan Asbes 1. Terhirup Masuk ke Paru-Paru 2. Iritasi Kulit dan Saluran Pernapasan 3. Kanker Kulit 4. Asbestosis 5. Mesotelioma
- Alternatif Aman Pengganti Atap Asbes 1. Genteng Metal 2. Atap Galvalum 3. Atap UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride) 4. Atap Bitumen Gelombang 5. Atap Fiber Semen Non-Asbes 6. Atap Polikarbonat
Faktanya, Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah melarang penggunaan asbes karena kandungan seratnya yang sangat berbahaya jika terhirup manusia. Paparan serat asbes dapat memicu berbagai penyakit kronis, bahkan berujung pada kematian.
Baca juga: Tips Menyimpan Protein agar Awet di Kulkas |
Apa Itu Asbes?
Asbes adalah sekelompok mineral metamorfis yang memiliki struktur serat halus dan lentur. Serat ini bisa dipintal dan digunakan dalam berbagai industri, termasuk bahan bangunan.
Karena sifatnya yang tahan terhadap api, panas, dan bahan kimia, asbes dulunya sangat populer sebagai material konstruksi, termasuk untuk atap rumah. Namun, kekuatan dan fleksibilitas asbes justru menjadi sumber masalah karena serat-serat mikroskopisnya dapat terlepas ke udara dan terhirup tanpa disadari.
Larangan Penggunaan Asbes
Seiring berkembangnya penelitian medis dan lingkungan, penggunaan asbes mulai dilarang di banyak negara, termasuk Indonesia. Dikutip dari berbagai sumber, larangan ini diberlakukan karena asbes terbukti berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan, terutama jika partikel halusnya terhirup dalam jangka panjang.
- Serat asbes sangat kecil, hanya sekitar 3 mikrometer, atau lebih tipis dari 1/700 helai rambut manusia.
- Serat tersebut dapat dengan mudah terhirup dan menempel di paru-paru.
- Paparan asbes bersifat laten. Artinya, gejalanya tidak langsung muncul, tetapi bisa timbul 40-60 tahun setelah paparan pertama.
Bahaya Kesehatan Akibat Paparan Asbes
WHO melarang pemakaian asbes karena sifatnya yang karsinogen atau dapat menyebabkan kanker. Berdasarkan data yang dihimpun WHO pada 2016, terdapat 200 ribu kasus kematian karena serat asbes.
Jumlah tersebut setara dengan 70 persen kasus kematian yang disebabkan kanker yang timbul di tempat kerja. Berikut sejumlah bahaya kesehatan yang bisa ditimbulkan akibat paparan asbes.
1. Terhirup Masuk ke Paru-Paru
Serat asbes yang melayang di udara sangat mudah terhirup karena ukurannya yang mikroskopis. Begitu masuk ke paru-paru, serat ini sulit dikeluarkan dan akan menumpuk seiring waktu, memicu berbagai masalah pernapasan kronis.
2. Iritasi Kulit dan Saluran Pernapasan
Serat asbes mudah menempel pada pakaian atau kulit dan bisa menyebabkan iritasi jika bersentuhan langsung. Dalam jangka panjang, iritasi ini bisa berkembang menjadi peradangan serius.
3. Kanker Kulit
Debu asbes yang menempel dan kemudian masuk ke tubuh melalui pori-pori kulit dapat meningkatkan risiko kanker kulit, meskipun kasus ini lebih jarang dibanding dampak pada paru-paru.
4. Asbestosis
Asbestosis adalah kondisi paru-paru kronis akibat paparan serat asbes. Serat tersebut melukai jaringan paru-paru, menyebabkan goresan dan pengerasan. Akibatnya, kapasitas paru-paru menurun drastis. Gejalanya meliputi sesak napas, batuk kering, nyeri dada, hingga deformitas pada jari tangan (clubbing finger).
5. Mesotelioma
Penyakit ini merupakan bentuk kanker yang sangat agresif dan jarang, biasanya menyerang lapisan paru-paru atau perut. Hampir semua kasus mesotelioma dikaitkan dengan paparan asbes dalam jangka panjang.
Alternatif Aman Pengganti Atap Asbes
Meskipun asbes populer karena efisiensi biaya, kini sudah banyak alternatif atap rumah yang lebih aman dan ramah lingkungan. Berikut beberapa pilihan bahan pengganti asbes untuk atap rumah.
1. Genteng Metal
Terbuat dari baja ringan atau aluminium, genteng metal ringan, tahan karat, serta memiliki daya tahan tinggi terhadap cuaca ekstrem. Beberapa genteng metal dilengkapi dengan pelapis anti-bising dan anti panas.
2. Atap Galvalum
Bahan ini merupakan campuran dari seng dan aluminium yang kuat dan tahan korosi. Galvalum sangat cocok digunakan di daerah tropis karena tahan terhadap panas dan hujan.
3. Atap UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride)
Material ini tahan panas, tidak menghantarkan listrik, dan awet. UPVC juga mampu meredam suara, sehingga cocok untuk lingkungan yang membutuhkan ketenangan.
4. Atap Bitumen Gelombang
Terbuat dari serat alami dan aspal, atap bitumen fleksibel dan ringan. Bitumen juga tahan terhadap karat, rayap, dan jamur, serta memiliki tampilan yang estetis.
5. Atap Fiber Semen Non-Asbes
Teknologi saat ini memungkinkan pembuatan atap fiber dari bahan semen yang bebas asbes. Bahan ini menyerupai asbes namun lebih aman dan tetap tahan terhadap panas.
6. Atap Polikarbonat
Bening seperti kaca namun lebih kuat dan tahan pecah. Atap polikarbonat cocok untuk area semi terbuka seperti teras atau taman, karena memberikan pencahayaan alami.
Mulailah bijak memilih material bangunan demi rumah yang lebih aman, sehat, dan nyaman untuk ditinggali. Jangan sampai ingin murah, tapi justru membahayakan keluarga. Semoga bermanfaat.
(ihc/irb)