Tips Menyimpan Protein agar Awet di Kulkas

Tips Menyimpan Protein agar Awet di Kulkas

Mira Rachmalia - detikJatim
Kamis, 19 Jun 2025 03:00 WIB
Close up shot of woman taking container with frozen mixed vegetables from refrigerator while looking at camera.
Ilustrasi Makanan di Kulkas. Foto: Getty Images/Group4 Studio
Surabaya -

Menyimpan protein seperti daging, ayam, ikan, atau tahu dan tempe di dalam kulkas menjadi solusi praktis bagi banyak orang yang ingin memasak dengan cepat tanpa harus berbelanja setiap hari. Selain menghemat waktu dan tenaga, menyetok bahan makanan juga dapat membantu merencanakan menu mingguan secara lebih efisien.

Hal ini sangat berguna bagi para ibu rumah tangga, pekerja kantoran, atau siapa pun yang memiliki jadwal padat namun tetap ingin menyajikan hidangan segar dan bernutrisi. Selain praktis, menyimpan protein dalam kulkas yang dilakukan dengan benar juga dapat menjaga kualitas dan kandungan gizi bahan makanan tersebut.

Namun, ada teknik penyimpanan tertentu yang harus diperhatikan agar protein tidak cepat basi, tidak berbau, dan tetap aman dikonsumsi. Kesalahan menyimpan menyebabkan kontaminasi silang, kerusakan tekstur, bahkan pertumbuhan bakteri. Maka dari itu, penting untuk mengetahui cara menyimpan protein yang tepat agar tetap awet dan higienis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tips Menyimpan Protein agar Tahan Lama dan Tetap Higienis

Menyimpan protein dalam kulkas tidak cukup hanya dengan memasukkannya ke dalam wadah lalu membekukannya. Ada beberapa langkah penting yang harus diperhatikan mulai dari pemilihan bahan, cara pembersihan, hingga jenis wadah yang digunakan. Berikut ini rangkuman dan penjelasan lengkap tips menyimpan protein agar awet.

1. Pilih Protein Berkualitas Baik

Langkah pertama sebelum menyimpan adalah memilih bahan protein dengan kualitas terbaik. Pastikan daging, ikan, ayam, tahu, atau tempe yang dibeli masih segar, tidak berbau amis yang menyengat, dan tidak berubah warna.

ADVERTISEMENT

Protein berkualitas rendah lebih cepat rusak meskipun disimpan dalam kulkas. Untuk daging, pilih yang berwarna merah segar, tidak berlendir, dan memiliki tekstur kenyal.

2. Tidak Perlu Mencuci Protein Sebelum Disimpan

Banyak orang berpikir bahwa mencuci daging atau ikan sebelum disimpan bisa membuatnya lebih bersih. Padahal, langkah ini sebaiknya dihindari. Mencuci protein mentah bisa menyebabkan kontaminasi silang, yaitu perpindahan bakteri dari daging ke permukaan lain seperti wastafel atau tangan.

Hal ini dapat menimbulkan risiko kesehatan. Lebih baik simpan dalam kondisi kering dan bersih, lalu cuci saat akan dimasak.

3. Jika Harus Dicuci, Pastikan Higienis

Dalam kondisi tertentu, misalnya saat membeli protein dari pasar tradisional yang masih kotor, mencuci bisa menjadi keharusan. Setelah mencuci, pastikan daging ditiriskan hingga tidak ada air yang menempel.

Gunakan tisu dapur bersih atau lap kering untuk mengurangi kelembapan. Setelah itu, segera bersihkan area pencucian, termasuk talenan dan wastafel, menggunakan sabun dan desinfektan untuk mencegah penyebaran bakteri.

4. Simpan Daging Mentah di Freezer

Untuk menyimpan protein mentah dalam jangka panjang, seperti daging ayam, sapi, atau ikan, tempat terbaik adalah freezer. Suhu dingin beku dapat memperlambat pertumbuhan mikroba sehingga daging bisa bertahan selama berbulan-bulan. Simpan dalam wadah tertutup rapat dan pastikan tidak sering dibuka tutup agar suhu tetap stabil.

5. Simpan Ungkepan di Chiller

Jika kamu sudah mengolah daging, ayam, atau tahu tempe menjadi ungkepan (direbus dengan bumbu), penyimpanannya cukup di chiller atau bagian tengah kulkas. Ungkepan bisa bertahan hingga satu minggu, apalagi jika disimpan dalam wadah tertutup rapat. Pastikan suhu chiller berada di kisaran 0-4°C agar makanan tetap segar dan tidak cepat basi.

6. Gunakan Wadah Kaca untuk Ungkepan Berminyak

Untuk menyimpan ungkepan yang menggunakan minyak, seperti ayam bumbu kuning, sebaiknya gunakan wadah berbahan kaca. Wadah kaca memiliki sifat netral sehingga tidak bereaksi dengan minyak atau bumbu yang kuat.

Berbeda dengan wadah plastik, kontak minyak panas dengan plastik bisa memicu reaksi oksidasi yang menimbulkan bau tengik, serta berisiko memengaruhi cita rasa dan keamanan makanan. Selain itu, wadah kaca lebih tahan terhadap suhu tinggi dan tidak mudah menyerap warna atau aroma dari makanan berbumbu.

Ini membuatnya lebih higienis dan mudah dibersihkan setelah digunakan. Dengan menggunakan wadah kaca, kualitas dan kesegaran makanan dapat terjaga lebih lama, terutama jika disimpan dalam lemari es atau dipanaskan ulang.

7. Gunakan Wadah Food Grade untuk Protein Mentah

Saat menyimpan daging atau ikan mentah, penting untuk menggunakan wadah food grade yang aman, seperti kotak plastik berbahan PP (polypropylene). Bahan ini dikenal tahan terhadap suhu dingin dan tidak bereaksi dengan protein hewani, sehingga cocok untuk penyimpanan di dalam lemari es.

Pastikan wadah memiliki penutup rapat guna mencegah kontaminasi silang dari udara, bau, atau cairan lain di dalam kulkas. Penggunaan wadah bekas makanan lain yang belum tentu higienis sebaiknya dihindari.

Selain berisiko membawa sisa bau atau kotoran, wadah yang tidak sesuai standar bisa mempengaruhi kualitas dan keamanan bahan mentah. Dengan memilih wadah yang tepat, kita turut menjaga kesegaran bahan makanan sekaligus mencegah risiko keracunan atau pertumbuhan bakteri berbahaya.

8. Baluri Jeruk Nipis agar Tidak Amis

Untuk ikan atau ayam yang berbau amis, baluri dengan perasan jeruk nipis atau lemon sebelum disimpan. Kandungan asam dalam jeruk dapat membantu menetralkan bau amis sekaligus menghambat pertumbuhan bakteri. Setelah dibaluri, bungkus rapat dengan plastik atau simpan dalam wadah tertutup.

9. Label dan Tanggal

Selalu beri label pada setiap wadah protein dengan nama bahan dan tanggal penyimpanan. Ini memudahkan kamu memantau bahan mana yang harus segera digunakan dan mana yang masih bisa bertahan lebih lama. Gunakan sistem FIFO (first in, first out) agar tidak ada bahan yang terbuang sia-sia.

Maksimalkan fungsi kulkas di rumah sebagai tempat penyimpanan bahan makanan yang higienis dan efisien. Dengan menyimpan protein dengan cara yang benar, detikers tidak hanya menghemat waktu dan uang, tapi juga menjaga kesehatan keluarga.




(ihc/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads