Nasib miris dialami SD Negeri Wayut 01 di Desa Wayut, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. Pada penutupan masa Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025/2026, sekolah ini hanya mendapatkan dua siswa baru.
"Sampai hari ini batas akhir pendaftaran hanya ada dua murid baru," ujar Kepala Sekolah SDN Wayut 01 Sri Suhartik, kepada detikJatim, Sabtu (21/6/2025).
Jumlah pendaftar ini dihitung sejak pendaftaran dibuka pada 2 Juni hingga hari penutupan, 20 Juni 2025. Fenomena kekurangan murid ini bukan hal baru di SDN Wayut 01. Menurut Sri, kondisi ini sudah berlangsung 6 tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pendaftaran sejak 2 Juni sampai 20 Juni hari ini. Untuk Tahun ajaran 2020/2021 itu masih lumayan total ada 30 lebih murid kelas satu sampai kelas enam," jelas Sri.
Kini, total siswa di SDN Wayut 01 hanya tinggal 19 orang. Rinciannya, kelas satu 2 murid, kelas dua 2 murid, kelas tiga 2 murid, kelas empat 5 murid, kelas lima 3 murid dan kelas enam 5 murid.
Baca juga: SD-SMP di Kota Batu Masih Kekurangan Guru |
"Total kelas satu sampai kelas enam 19 murid. Kalau yang baru lulus 4 murid," beber Sri.
Selain itu, SDN Wayut 01 tercatat memiliki 11 guru. "Pengajar jumlah 11 guru kelas satu sampai enam untuk guru olahraga satu, guru agama satu dan untuk operator satu," papar Sri.
Pihak sekolah mengaku sudah berupaya maksimal agar jumlah pendaftar meningkat. Namun, pilihan tetap ada di tangan orang tua.
"Upaya sudah dilakukan oleh sekolah dan juga Dinas. Orang tua yang menentukan pilihan sekolah anaknya," tandasnya.
Penyebab Kekurangan murid
Sri mengungkapkan faktor utama rendahnya minat pendaftaran adalah letak sekolah yang berbatasan langsung dengan wilayah Madiun kota.
"Letak lokasi sekolah berpengaruh turunnya minat orang tua memasukkan anaknya ke sekolah ini. SDN Wayut 01 ini berbatasan dengan wilayah Madiun kota," ujar Sri.
Sri mengaku banyak orang tua yang menyekolahkan anaknya sejak PAUD dan TK di wilayah Madiun kota. Secera otomatis orang tua tetap berharap sekolah anaknya berada di Madiun kota.
"Desa Wayut ini berbatasan dengan Madiun kota. Sejak PAUD dan TK orang tua memilih menyekolahkan anaknya di kota Madiun. Mungkin dengan pertimbangan tertentu orang tua (memilih sekolahin anaknya di luar SDN Wayut 01)," kata Sri.
"PAUD dan TK di Kelurahan Ngegong itu masuk Madiun kota. Jadi otomatis orang tua meneruskan anaknya SD di kota," imbuhnya.
Sri menyebutkan, selain faktor lokasi, pertimbangan keamanan juga memengaruhi keputusan orang tua. Beberapa warga di sisi barat sekolah lebih memilih madrasah (MI) karena akses jalan menuju SDN Wayut 1 sering dilalui pelajar SMP dan SMK yang naik motor.
"Yang di barat sekolah ini ada SMP dan SMK yang banyak naik sepeda motor muridnya. Orang tua takut karena sering terjadi kecelakaan dan memilih memasukkan anak mereka ke MI agar tidak melewati jalan rame lalu lintasnya," pungkasnya.
(auh/abq)