Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Wamendikdasmen) RI, Prof. Atip Latipulhayat mengingatkan agar wali murid tak mempercayai calo dalam proses Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB). Hal itu disampaikan saat melakukan peninjauan di sejumlah sekolah Surabaya.
"Nah, saya tegaskan, jadi ini aturannya sudah sangat jelas. Tidak boleh menerima informasi ataupun tawaran-tawaran dari pihak yang tidak bertanggung jawab," ujar Atip, Jumat (20/6/20225).
Jika ditemukan praktik tersebut, maka ia meminta agar wali murid segera melapor. Penyelenggara SPMB pun akan melakukan tindakan untuk mengatasi permasalahan yang merugikan masyarakat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dan kami menyampaikan bahwa kalau ada pelanggaran atau indikasi pelanggaran, tolong segera laporkan kepada kami. Di sini kami akan menindak yang pelanggar tersebut," tuturnya.
Namun Atip menyatakan hingga saat ini belum terdapat laporan praktik calo yang merugikan wali murid dalam proses pelaksanaan SPMB 2025.
"Dan kami jamin tidak akan ada praktek-praktek yang selama ini dikeluhkan. Aturannya sudah sangat jelas. Tadi sudah kami cek di sini, alhamdulillah lancar. Tidak ada apapun yang dikhawatirkan," bebernya.
Sebelumnya, saat meninjau langsung pelaksanaan SPMB di SMAN 1, SMAN 2, dan SMKN 1 Surabaya Atip juga telah memastikan bahwa proses SPMB berjalan dengan lancar.
"Pelaksanaan penerimaan murid baru di Surabaya, alhamdulillah, tadi di SMAN 1 dan SMAN 2 berjalan lancar, khususnya jalur afirmasi, dengan pertimbangan-pertimbangan yang menurut saya tepat sekali," tuturnya.
Sejumlah orang tua murid mengaku telah mendapat sosialisasi yang cukup jelas dari pihak sekolah. Sehingga tidak terdapat kendala yang berarti dalam pelaksanaan SPMB.
"Tadi saya berdialog dengan orang tua, (mereka) mendapat penjelasan lewat sosialisasi sekolah. Termasuk juga (informasi) putra putrinya dari sekolah masing-masing," ungkap Atip.
Sementara, Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Kemendikbudristek, Gogot Suharwoto, turut menjelaskan hingga saat ini proses SPMB telah berjalan di total 230 daerah di Indonesia.
"Sudah ada sekitar 27 kabupaten/kota yang sudah selesai (seleksi), sudah proses daftar ulang. Alhamdulillah semua berjalan lancar," jelasnya.
Usai pengumuman hasil SPMB, Gogot menyebut bahwa orang tua maupun siswa tak perlu khawatir. Sebab telah ada kerjasama dengan sekolah swasta untuk mereka yang belum diterima di sekolah negeri, termasuk untuk keluarga yang tidak mampu.
Tujuannya agar seluruh siswa bisa mendapatkan akses pendidikan yang layak.
"Kita bekerjasama dengan sekolah swasta. Bagi siswa yang tidak mampu, ada bantuan dari pemerintah daerah. Pihak sekolah juga mendapat bantuan, tentu sekolah yang terakreditasi. Sistem ini memastikan semua murid bisa sekolah,"pungkasnya.
(auh/abq)