Wali murid kelas 6 SDN 1 Kenayan, Tulungagung meminta maaf terkait video viral siswa joget dan nyawer saat pentas organ di acara tasyakuran. Acara itu disebut hanya bentuk kegembiraan orang tua atas kelulusan para siswa.
Kepala SDN 1 Kenayan, Kecamatan/Kabupaten Tulungagung Admim Kholisina mengatakan, pascaviralnya video tersebut, pihak sekolah langsung memanggil perwakilan paguyuban wali murid yang menggagas acara tersebut untuk dilakukan klarifikasi.
"Kemarin setelah kejadian itu sudah viral itu akhirnya wali murid dihubungi dan akhirnya wali murid sudah minta maaf ke sekolah. Kemarin ke sekolah minta maaf secara lisan dan tertulis. Ini bukti surat permohonan maaf dari wali murid yang bersangkutan," kata Admim, Jumat (20/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam surat tersebut, salah satu wali murid RM menyatakan, kegiatan pentas organ tunggal merupakan inisiatifnya keinginannya pribadi.
"Sehubungan dengan hal tersebut di atas saya dengan ini menyatakan permohonan maaf yang sebesar-besarnya, secara khusus kepada lembaga SDN 1 Kenayan dan secara umum kepada semua pihak yang merasa tidak nyaman dengan video tersebut," tulis RM dalam surat permintaan maaf.
Ditegaskan, viralnya video siswa nyawer biduan itu tidak ada unsur kesengajaan, namun hanya sebatas ungkapan kegembiraan atas kelulusan anak-anak mereka yang duduk di bangku kelas 6.
"Merupakan kegembiraan kami selaku wali murid atas kelulusan anak kami," lanjut RM.
Sebelumnya, sebuah video berdurasi sekitar 1 menit dari siswa SDN 1 Kenayan viral di media sosial. Dalam video itu sejumlah siswa laki-laki asik berjoget dan memberikan saweran kepada biduan.
Kepala SDN 1 Kenayan, Admin Kholisina mengatakan, kegiatan tasyakuran itu berlangsung di salah satu ruang kelas sekolahnya pada Sabtu (14/6/2025) siang. Pihaknya menegaskan pentas organ tunggal merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh paguyuban wali murid setelah kegiatan seremonial perpisahan dan pelepasan siswa di halaman sekolah.
"Yang mengadakan acara tambahan itu murni dari paguyuban wali murid kelas 6. Guru-guru sudah meninggalkan lokasi dan kembali ke ruang guru saat kejadian itu berlangsung," kata Admim.
Pihak guru sempat menghadiri tasyakuran tersebut pada momen pengalungan tanda ke siswa dan potong tumpeng.
(auh/hil)