Wali Kota Probolinggo Aminuddin menyampaikan apresiasinya atas meningkatnya kepedulian masyarakat dalam menjaga pelestarian lingkungan, terutama dalam hal pengelolaan sampah. Aminuddin menegaskan penanganan sampah merupakan prioritas utama dalam visi-misinya bersama Wakil Wali Kota.
Berbagai program konkret telah dijalankan, termasuk pemberian penghargaan kepada RW yang aktif dalam program 3R (Reduce, Reuse, Recycle), disertai bantuan kendaraan operasional seperti Tossa sebanyak 29 ke RW yang terpilih.
"Kami ingin Probolinggo bersolek, dan syaratnya adalah kota ini harus bersih dari sampah," ujar Aminuddin dalam keterangan tertulis, Kamis (12/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di Festival Hari Lingkungan Hidup Kota Probolinggo di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Taman Maramis, Selasa (10/6) sore. Kegiatan tersebut sekaligus memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2025 bertajuk 'Gerak Asyik' (Gerakan Ayo Masyarakat Kurangi Sampah Plastik).
"Stop polusi plastik bukan hanya tema lokal, tapi isu global. Setiap hari, hampir 10 ton sampah plastik masuk ke laut. Belum termasuk yang menumpuk di daratan, sungai, sawah, hingga drainase," tuturnya.
Dalam acara ini, Aminuddin hadir langsung bersama Sekretaris Daerah, Ninik Ira Wibawati dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Retno Wandansari, serta ratusan warga, pelajar, aktivis lingkungan, dan mitra swasta.
Sebagai bentuk simbolis dukungan terhadap petugas lapangan, pada kesempatan itu juga diserahkan rompi scotlight elastic reflective dari PT PLN Cabang Probolinggo kepada penyapu jalan dan penebang pohon.
Aminuddin juga menyampaikan rencana kerja sama (MoU) dengan pihak ketiga dalam pengolahan sampah berbasis teknologi RDF (Refuse Derived Fuel), yang akan mengubah sampah menjadi energi terbarukan.
"Dengan pola ini, kita prediksi dalam 10 tahun ke depan tumpukan sampah di TPA Jalan Anggrek bisa hilang. Saat ini, warga Kota Probolinggo menghasilkan 65 ton sampah per hari. Dengan RDF, kita bisa mengurangi hingga 100 ton per hari," katanya.
Festival ini menampilkan kreativitas melalui peragaan busana daur ulang sampah plastik dari sekolah Adiwiyata dan bank sampah, serta berbagai pameran seperti kerajinan daur ulang, batik alam Larasati, dan ecoton.
Rangkaian kegiatan festival juga dimeriahkan oleh berbagai lomba, mulai dari lomba kebersihan tingkat RW, taman tematik, eco office, lomba mewarnai, melukis caping, hingga pertunjukan musik akustik antar pelajar.
RSUD Ar Rozy berhasil meraih juara 1 dalam lomba Eco Office. Direktur RSUD Ar Rozy, dr. Abraar Kuddah mengungkapkan rumah sakit telah menerapkan berbagai langkah ramah lingkungan seperti penghematan air dan listrik, pembuatan biopori, hingga pengelolaan bank sampah.
"Kami telah melakukan penghematan energi dan air, membuat biopori, serta mengelola bank sampah untuk mendukung program 100 hari kerja wali kota," jelasnya.
Turut hadiri dalam festival ini para pejabat Pemkot Probolinggo, kepala sekolah Adiwiyata dan eco-pesantren, mitra lingkungan hidup, kader Berseri, Proklim, bank sampah, serta perwakilan perusahaan swasta yang turut mendukung program lingkungan kota.
(anl/ega)