Wali Kota Eri Cahyadi berkomitmen memberantas juru parkir (jukir) liar di Surabaya, termasuk jukir yang didekengi oknum diduga premanisme. Untuk memberantas mereka Eri Cahyadi tidak sendirian, dia juga punya dekengan, yakni TNI, Polri, dan organisasi masyarakat (ormas).
Salah satu tindakan premanisme terjadi di minimarket Jalan Kartini pada Kamis (5/6) lalu di mana sekelompok preman mengintimidasi seorang jukir resmi dan meminta sang jukir mengembalikan wilayah parkir kekuasaan mereka.
Eri pun meminta kepada jukir resmi dari minimarket berani melawan premanisme seperti itu dan segera melapor ke polisi. Sebab pemberantasan jukir liar ini didukung aparat penegak hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, TNI, Polri yang meminta. Karena Pak Kapolres kemarin pada waktu pengarahan juga menyampaikan, 'jangan sampai mengganggu fungsi jalan'. Ketika mengganggu fungsi jalan itu juga sama dengan mengizinkan dan permanisme. Makanya, kami atur parkir-parkir itu," ujar Eri, Kamis (12/6/2025).
"TNI, Polri yang akan turun. Makanya ketika kejadian seperti (premanisme) di sini (Jalan Kartini), langsung diambil (diamankan) oleh Pak Kapolres. Ayo rek! Jaga Surabaya rek," tambahnya.
Setidaknya sudah ada 46 minimarket yang lahan parkirnya disegel Pemkot Surabaya dalam rangkaian penertiban juru parkir liar dan izin parkir tempat usaha di Surabaya ini.
Puluhan minimarket itu diduga telah melakukan pelanggaran Perda Perparkiran Surabaya karena tidak menyediakan juru parkir resmi. Selain itu, Eri juga menyebutkan masih ada sebagian minimarket yang belum mengajukan izin parkir ke Pemkot Surabaya.
(dpe/abq)