Kapolres Mojokerto Temui Keluarga Alfan yang Minta Ekshumasi

Kapolres Mojokerto Temui Keluarga Alfan yang Minta Ekshumasi

Enggran Eko Budianto - detikJatim
Rabu, 04 Jun 2025 23:45 WIB
Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto saat menerima keluarga almarhum Alfan
Kapolres Mojokerto AKBP Ihram Kustarto saat menerima keluarga almarhum Alfan (Foto: Dok. Istimewa)
Mojokerto -

Keluarga Mukhamat Alfan (18) bersama pengacara mereka mendatangi Polres Mojokerto untuk mengajukan ekshumasi. Kapolres AKBP Ihram Kustarto menemui keluarga siswa kelas 2 SMK Raden Rahmat ini.

Kapolres Mojokerto menemui keluarga Alfan dan rombongan di Ruang Presisi. Ibu kandung korban, Jamik (52) mengikuti pertemuan ini. Ia didampingi tim pengacara yang dipimpin Ahmad Muchlisin.

Dalam pertemuan ini, Ihram bersama para PJU Polres Mojokerto mendengarkan langsung bukti baru dari keluarga Alfan. Selain itu, keluarga Alfan mengajukan ekshumasi melalui pengacara mereka.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Muchlisin menyampaikan terima kasih karena disambut dengan baik, bahkan ditemui langsung Kapolres Mojokerto. Ia berharap polisi mengungkap sebab kematian Alfan sehingga kasus ini tuntas.

"Kedatangan kami ke Polres Mojokerto untuk menyerahkan surat permintaan forensik ulang dengan melakukan penggalian kuburan dengan harapan Polres Mojokerto bisa mengungkap kasus ini," terangnya, Rabu (4/6/2025).

ADVERTISEMENT

Ihram pun menerima surat permohonan ekshumasi dari keluarga Alfan. Menurutnya, Polres Mojokerto berkomitmen selalu bekerja optimal untuk mengungkap kematian Alfan. Begitu pula kasus-kasus pidana lainnya.

"Kita semuanya pasti tidak ingin kehilangan anggota keluarga dengan cara seperti ini. Kami semuanya dari Polres Mojokerto berusaha semaksimal mungkin untuk membantu keluarga almarhum Alfan agar penyebab meninggalnya bisa terungkap secara jelas ke masyarakat," tegasnya.

Jenazah Alfan sejatinya sudah diautopsi di RS Bhayangkara Pusdik Sabhara, Porong, Sidoarjo pada Senin (5/5) malam. Selanjutnya, jasad korban dipulangkan ke rumah duka Dusun/Desa Kaligoro, Kutorejo, Mojokerto untuk dimakamkan pada Selasa (6/5) sekitar pukul 03.00 WIB.

Dokter Spesialis Forensik RS Bhayangkara Pusdik Sabhara dr Deka Bagus Binarsa menjelaskan, hasil pemeriksaan luar jasad Alfan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Sedangkan dari pemeriksaan dalam ditemukan lumpur di saluran napas bawah. Temuan ini menunjukkan korban menghirup air sebelum meninggal.

"Kesimpulan kami saat masuk ke air, saudara Alfan dalam kondisi masih hidup. Diperkuat hasil pemeriksaan diatom sum-sum tulang korban di laboratorium, hasilnya positif. Jadi, memang benar korban meninggal akibat tenggelam," jelasnya kepada wartawan, Kamis (22/5).

Selain itu, lanjut dr Deka, pihaknya juga memeriksa lebam di dada dan wajah jasad Alfan saat autopsi. Ia memastikan memar berwarna merah keunguan tersebut merupakan lebam mayat dan tanda pembusukan, bukan luka karena penganiayaan.

"Kalau betul memar, di lapisan bawahnya pasti ada resapan darah. Namun, resapan darah itu tidak ada. Jadi, tanda kekerasannya tidak kami temukan," terangnya.

Ia lantas menguraikan penyebab hilangnya rambut kepala Alfan. dr Deka juga memastikan hilangnya rambut kepala korban bukan akibat dipangkas oleh seseorang. Sebab kalau dipangkas, seharusnya ditemukan sisa rambut dan akar rambut di kulit kepala korban. Faktanya pada kepala korban tidak ditemukan tanda-tanda tersebut.

"Level pembusukannya (jasad Alfan) sudah 3-5 hari sebelum pemeriksaan. Itu memang bisa mencabut kulit ari, di bawah kulit ari ada akar rambut, itu pasti ikut tercerabut juga. Apalagi arus sungai deras sehingga menyebabkan rambut mudah terlepas ketika jenazah mengalami pembusukan di 3 sampai 5 hari," ungkapnya.

Alfan anak bungsu 4 bersaudara dari pasangan Sandono (65) dan Jamik (52), warga Dusun/Desa Kaligoro, Kutorejo, Mojokerto. Siswa kelas 2 jurusan teknik alat berat (TAB) di SMK Raden Rahmat ini dikenal mempunyai kemampuan bela diri dan pandai berenang.

Jamik mengatakan, putranya berangkat sekolah seperti biasa pada Sabtu (3/6). Pagi itu, Alfan yang tak pernah bawa motor ke sekolah, dijemput temannya asal Desa Kutoporong, Bangsal, Mojokerto. Namun, saat pulang sekolah sekitar pukul 13.00 WIB, Alfan dijemput orang lain.

Siang itu, lanjut Jamik, Alfan dan teman sekelasnya berinsial SM dijemput pria berinisial RO. Menurutnya, RO merupakan paman RF, adik kelas Alfan di SMK Raden Rahmat. RO membonceng Alfan dan SM ke rumah RF di Dusun Bendomungal, Desa Kedungmungal, Pungging, Mojokerto.

Informasi ini ia peroleh saat bertemu SM di ruangan bimbingan konseling (BK) SMK Raden Rahmat pada Senin (5/5) sekitar pukul 10.00 WIB. Dalam pertemuan ini, pihak sekolah juga mengundang RO, RF, SM, serta orang tua RF dan SM. Ketika sampai di rumah RF, Alfan dan SM kabur karena ketakutan. Dua pelajar ini lari ke arah yang berbeda.

"Cerita Samsul, begitu sampai di rumah RF, paman RF bilang 'Ini lo anak yang mukuli kamu, mana pedangnya tadi'. Alfan dan Samsul kabur dari rumah Rifki tanpa sempat masuk rumah," kata Jamik kepada wartawan di rumahnya, Sabtu (10/5)

Menurut Jamik, SM selamat karena bersembunyi di sebuah kandang sampai situasi aman. Pelajar SMK ini pulang diantar warga setempat. Sedangkan Alfan sejak siang itu, tak pernah pulang. Sampai akhirnya kabar duka datang pada Senin (5/5) malam. Alfan ditemukan tewas di Sungai Brantas masih memakai seragam sekolah.

Diki Sukono (30) melaporkan kematian Alfan ke Polres Mojokerto pada Rabu (7/5). Sebab ia menemukan sejumlah kejanggalan. Pertama, saat melihat jasad Alfan, ia mendapati luka lebam di dada adik kandungnya ini. Selain itu, potongan rambut korban berubah lebih pendek, sebagian sudah botak.

Sehari sebelumnya, Minggu (4/5), Diki datang ke Desa Kedungmungal untuk mencari Alfan. Pagi itu, ketua RW setempat mempertemukannya dengan ayah RF berinisial KR. Ternyata KR menyerahkan tas dan sepatu sekolah Alfan kepadanya. KR mengaku menemukan tas dan sepatu ini di pinggir Sungai Brantas tak jauh dari rumahnya pada Sabtu (3/5) sore. Kemudian KR membawa pulang barang milik korban ini sebelum menyerahkannya kepada Diki.

Sedangkan Sandono menjelaskan adanya perkelahian antara RF dengan SM sebelum peristiwa tragis ini terjadi. Perkelahian ini menyebabkan RF babak belur sampai tak masuk sekolah. Sehingga pada Sabtu (3/5), RO menjemput SM di sekolah untuk dipertemukan dengan kepokanannya. Siang itu, Alfan dengan sukarela menemani SM yang dibawa RO ke rumah RF.

Kepala Desa Kedungmungal Sukarto menuturkan, kabar penemuan mayat Alfan ia terima dari warga Dusun Tempel pada Senin (5/5) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat ia cek ke lokasi, ternyata posisi mayat di Sungai Brantas sisi utara. Sehingga masuk Desa Bulang, Prambon, Sidoarjo. Sedangkan sisi selatan masuk Dusun Tempel, Desa Kedungmungal.

Artinya, lokasi penemuan mayat tidak jauh dari tempat Alfan terakhir kali terlihat hidup. Yaitu di rumah RF, Dusun Bendomungal, Desa Kedungmungal. Ditambah lagi ayah RF berinisial KR mengaku menemukan tas dan sepatu Alfan di pinggir Sungai Brantas pada Sabtu (3/6) sore.




(dpe/abq)


Hide Ads