Keluarga Dosen Pamekasan Meninggal Saat Haji Ilegal Harap Ada Dermawan

Keluarga Dosen Pamekasan Meninggal Saat Haji Ilegal Harap Ada Dermawan

Amir Baihaqi - detikJatim
Rabu, 04 Jun 2025 19:11 WIB
Foto paspor SM (42), WNI asal Pamekasan, Madura jemaah haji non-prosedural yang ditemukan meninggal di gurun Arab Saudi
Foto paspor SM (42), WNI asal Pamekasan, Madura jemaah haji non-prosedural yang ditemukan meninggal di gurun Arab Saudi (Foto: Dok. Istimewa)
Pamekasan -

SM (42), warga Desa Blumbungan, Pamekasan, Madura yang ditemukan meninggal di gurun pasir saat hendak melakukan haji ilegal ternyata punya utang ratusan juta. SM sendiri meninggalkan seorang istri dan 2 anak yang masih balita.

Jenazah SM juga terancam tak bisa dipulangkan karena terkendala biaya yang mencapai Rp 67 juta. Karena hal ini, pihak keluarga SM yang berada di Desa Blumbungan mengaku pasrah.

"Pihak keluarga tidak mampu, apalagi meninggalkan dua anak yatim dan utang Rp 250 juta," kata Junaidi, tokoh masyarakat setempat sekaligus mantan Kepala Desa Blumbungan, Rabu (4/6/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau nanti tidak diurus jenazahnya, informasinya ya akan dimakamkan di Saudi, tapi di luar Tanah Haram (Makkah atau Madinah)," terang Junaidi.

Junaidi tak merinci utang tersebut untuk apa. Pihak keluarga SM yang juga dosen di kampus swasta itu berharap ada donatur atau pemerintah maupun pihak travel yang memberangkatkan. Sebab harapan keluarga kini hanya ini memulangkan jenazah SM.

ADVERTISEMENT

Diberitakan sebelumnya, SM diketahui menempuh perjalanan ke Makkah secara ilegal bersama 2 WNI lainnya berinisial J dan S. Saat dievakuasi, SM sudah dalam keadaan meninggal, sedangkan 2 orang lainnya dalam kondisi dehidrasi berat.

Dilansir dari detikHikmah, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah mengonfirmasi kebenaran kabar ini. Peristiwa ini terjadi pada 27 Mei 2025. Ketiganya diketahui menggunakan visa ziarah multiple dan mencoba masuk ke Makkah tanpa dokumen haji resmi dengan menumpang taksi gelap.

Sopir taksi yang takut tertangkap patroli memaksa ketiganya turun di tengah gurun pasir, di mana suhu ekstrem menjadi ancaman serius. Di tengah perjalanan yang sangat berbahaya itulah SM ditemukan meninggal sedangkan J dan S berhasil diselamatkan pihak berwenang.

"Ketiganya nekat masuk Makkah tanpa prosedur resmi. Mereka ditinggalkan di tengah gurun oleh sopir taksi lalu ditemukan aparat keamanan menggunakan drone. SM sudah dalam keadaan meninggal, sementara dua lainnya dirawat di rumah sakit," ujar Konjen RI Jeddah, Yusron B Ambary, Minggu (31/5).

Sebelum dicampakkan di tengah gurun pasir itu almarhum SM bersama 10 WNI lainnya sudah sempat terjaring razia aparat keamanan Saudi dan diusir ke Jeddah. Tetapi SM tetap berupaya kembali ke Makkah melalui jalur tidak resmi.

Saat ini jenazah almarhum SM masih berada di rumah sakit Makkah untuk proses visum. Berkaitan dengan jenazah SM ini KJRI Jeddah telah berkoordinasi dengan pihak keluarga di Madura dan tengah mempersiapkan proses pemakaman.

Konjen Yusron mengimbau agar seluruh WNI tidak tergiur ajakan mengikuti haji secara non-prosedural yang melanggar hukum dan membahayakan jiwa.

"Haji harus dijalankan secara sah dan sesuai aturan. Jangan sampai hanya karena memaksakan diri, nyawa melayang. Uang hilang, haji pun gagal," tegasnya.

KJRI Jeddah terus mengedukasi masyarakat agar senantiasa mengikuti aturan pemerintah Arab Saudi dalam menjalankan ibadah haji. Penegakan hukum dan sistem pengawasan ketat oleh otoritas Saudi menjadikan aktivitas haji ilegal sebagai tindakan yang sangat berisiko.




(dpe/abq)


Hide Ads