Gubernur Khofifah Kaji Pembangunan LRT di Wilayah Surabaya Raya

Gubernur Khofifah Kaji Pembangunan LRT di Wilayah Surabaya Raya

Faiq Azmi - detikJatim
Selasa, 03 Jun 2025 20:30 WIB
PT Ratu Prabur Energi berencana bangun LRT senilai Rp 405 triliun
Ilustrasi LRT. (Foto: Luthfy Syahban/Infografis)
Surabaya -

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengungkapkan pihaknya tengah melakukan kajian untuk rencana pembangunan light rail transit (LRT) di wilayah Surabaya Raya.

Dia sebutkan bahwa Pemprov Jatim terus mematangkan pembangunan sarana transportasi terintegrasi di wilayah Gerbangkertasusila. Terutama untuk menghubungkan wilayah di aglomerasi Surabaya Raya.

Transportasi massal di Kota Surabaya dia sebut menjadi prioritas untuk direalisasikan dalam waktu dekat. Dia akui dirinya sudah membahas rencana realisasi transportasi massal untuk menghubungkan antar kawasan di Kota Surabaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirinya juga telah bertemu dengan Duta Besar Inggris di Indonesia, yakni Dominic Jermey. Dia membahas tentang transportasi massal dan rekomendasi LRT saat bertemu dengan Dominic.

"InsyaAllah bulan depan mudah-mudahan hasil feasibility study (FS) dari pemerintah Inggris sudah bisa diluncurkan. Dan kalau opsinya adalah trem atau MRT, maka saya sampaikan lebih baik menggunakan LRT saja," ujar Khofifah, Rabu (3/6/2025).

ADVERTISEMENT

Khofifah membeberkan pertemuan dirinya dengan Duta Besar Inggris pekan lalu membahas gambaran studi kelayakan transportasi perkotaan berbasis rel di Surabaya berdasar kajian dari PwC dan Mott MacDonald yang dilakukan tahun 2024-2025.

Studi kelayakan ini merupakan hasil tindak lanjut dari pra-FS JICA dengan fokus survei terkini terkait transportasi public di wilayah metropolitan Surabaya untuk tiga koridor.

"Untuk koridor barat ke tengah yaitu dari Unesar-Darmo, kemudian koridor utara ke tengah yaitu dari Pasar Turi-Wonokromo dan koridor pusat ke selatan yaitu dari Wonokromo-Juanda," jelasnya.

Dalam kajian itu, Khofifah membeberkan pihaknya diberikan opsi untuk koridor Unesa-Darmo menggunakan Trem dengan estimasi biaya Rp 8,1 triliun. Kemudian opsi untuk koridor dari Darmo-Pasar Turi menggunakan trem dengan estimasi biaya Rp 12,76 triliun.

Sedangkan dari Wonokromo-Juanda opsi yang ditawarkan adalah dengan menggunakan MRT dengan estimasi biaya Rp 20,96 triliun. Tapi Khofifah memiliki preferensi sendiri.

Dia menyebutkan bahwa LRT adalah moda transportasi massal yang paling memungkinkan. Sebab jika MRT, berdasarkan kajian, biaya yang dibutuhkan terlampau mahal. Sedangkan jika opsinya trem, kondisi dalam Kota Surabaya sudah cukup padat dan trem hanya bisa digunakan di dalam kota.

"Sedangkan kami butuh yang bisa menghubungkan wilayah aglomerasi Surabaya. Maka yang memungkinkan adalah dengan LRT," tegasnya.

Kadis Perhubungan Jatim Nyono menegaskan pembahasan itu dilakukan Gubernur Khofifah saat pertemuan dengan Dubes Inggris untuk Indonesia di Kota Malang pekan lalu. Pembicaraan terkait transportasi massal ini cukup genting seiring semangat Jatim Akses yang digaungkan Khofifah.

"Jadi memang ada opsi-opsi yang dipaparkan, nah jika dihitung-hitung memang daripada trem atau MRT yang memungkinkan adalah LRT. Maka Ibu Gubernur minta LRT saja. Ini nanti dikaji lagi," tegasnya.

Angkutan berbasis kereta LRT di Kota Surabaya ini nantinya akan terintegrasi dengan Surabaya Regional Railway Line (SRRL) yang merupakan proyek kereta api regional yang menghubungkan Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik.

Nyono mengatakan update dari proyek SRRL sendiri hingga saat ini masih dibahas secara ketat antara Kementerian Perhubungan dengan Kementerian Keuangan.

"Rencananya akan dilakukan lelang tahun ini. Tapi saat ini belum, sekarang masih dibahas antara Kementerian Perhubungan dan Kementerian Keuangan. Terkait pembiayaan terutama terkait loan nya," ujar Nyono.

Nilai pinjaman untuk proyek SRRL fase 1 adalah sekitar Rp 3,6 triliun dari total proyek sebesar Rp 4,9 triliun. Pinjaman ini berasal dari Bank Pembangunan Jerman KfW.




(dpe/abq)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads