Sidak anggota DPRD Bojonegoro ke SD Sukowati berubah jadi pengalaman tak terlupakan. Begitu turun dari mobil, mereka langsung disambut bau busuk menyengat dari pabrik tembakau PT Sata Tec hingga membuat beberapa orang nyaris muntah.
Para guru, anggota DPRD hingga siswa di ruang kelas langsung menutupi hidung dan mulut mereka dengan tangan dan kerudung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu anggota DPRD, Mitro'atin bahkan wajahnya tampak memerah. Ia batuk berkali-kali hingga tergopoh-gopoh masuk ke mobil dinasnya karena tak kuat menahan bau busuk yang menyengat hingga nyaris muntah.
Di hadapan para anggota DPRD, para guru TK dan SD Sukowati yang telah beberapa bulan mengeluhkan bau menyengat itu mengaku bingung harus mengadu ke siapa lagi. Pasalnya, pihak desa dan perusahaan tak kunjung menindaklanjuti keluhan mereka.
Akhirnya, warga nekat melapor ke bupati karena tak tahan setiap hari harus menghirup udara kotor akibat beroperasinya pabrik pengolahan gagang (batang) tembakau tersebut.
"Setiap hari ya begini baunya. Kalau habis lapor hilang, nanti muncul lagi. Sekarang malah sudah meningkat produksi hingga tiga kali lipat kata warga sekitar. Kita hanya berharap tidak ada bau menyengat seperti selama ini agar siswa bisa belajar dengan tenang," tutur Kepala Sekolah SD Sukowati Tituk Linawati kepada detikJatim, Senin (2/6/2025).
Sementara itu, Mitro'atin menegaskan, kedatangan mereka untuk mencari solusi atas keluhan warga.
"Kedatangan kami bukan mau merampok atau menginterogasi, tetapi mencari solusi. Semestinya kalau izin itu sudah keluar, dampak lingkungan harus diperhatikan. Kalau izin sudah terbit, semestinya bau ini tidak menyengat," tegas Mitro'atin dengan nada kesal.
DPRD juga menyesalkan dan mempertanyakan informasi dari pihak PT Sata Tec.
"Izin ini telah diterbitkan dan harus direvisi. Kita pertanyakan, kenapa kok izin keluar tapi baunya menyengat. Saya merasakan bau menyengat ini, saya kasihan dengan anak-anak," tambah Mitro'atin.
Meski demikian, DPRD dan Pemkab Bojonegoro mengaku tetap terbuka terhadap investasi yang bisa menyerap tenaga kerja, tapi tetap meminta agar tidak merugikan masyarakat.
Di sisi lain, Nur Wahyu selaku manajer PT Sata Tec menyatakan bahwa menghilangkan bau 100 persen tidak memungkinkan. Ia juga mengklaim bahwa bau yang muncul tidak selalu menyengat.
"Kadang bau, kadang tidak. Tapi jangan diklaim baunya sangat menyengat. Dan ini semua sudah ada izinnya," pungkas Nur Wahyu.
(irb/hil)