Achmad Yusuf Afandi (32) memilih tinggal di kolong jembatan frontage Gedangan, Sidoarjo bersama bayinya yang berusia 11 bulan sejak 2023. Padahal, ia mempunyai keluarga di Jombang. Apa alasan Yusuf enggan pulang kampung saat kondisinya kesulitan?
Perasaan tidak lagi mempunyai keluarga tertanam cukup kuat di benak Yusuf. Sejak kecil, ia sudah merasa terbuang dari keluarganya. Sebab, ayah dan ibunya kala itu bercerai.
"Saya kurang paham (keberadaan ibu) karena dari kecil saya sudah dibuang. Saya dan saudara (kakak kandungnya) sejak kecil korban perceraian orang tua," terangnya kepada wartawan di rumah kakak kandungnya di Dusun/Desa Seketi, Mojoagung, Jombang, Senin (2/6/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejak bercerai, ayah Yusuf menikah kembali dan tinggal di Dusun Kepindon, Desa Japan, Sooko, Mojokerto. Namun, Yusuf sangat enggan tinggal bersama ibu tirinya karena ia merasa dibenci.
Yusuf memilih merantau lebih dari 10 tahun lalu. Sejak saat itu, ia berpisah dengan kakak kandungnya, Naziatul Lailiah (35). Singkat cerita dalam perantauannya itu, ia menikah dengan Idatul tahun 2023. Selama ini, ia tak pernah berkunjung maupun memberi kabar keluarganya.
"Namanya ibu tiri ya, kan sudah umum. Saya baru tahu kemarin kalau saya dikabarkan sudah meninggal oleh ibu tiri, diinfokan di grup (WhatsApp) keluarga besar. Kan emang benci," ungkapnya.
Tahun 2023 pula, Yusuf sempat bekerja di tempat cuci mobil dan motor di Sidoarjo dengan upah hanya Rp 150.000/minggu. Ketika itu, ia dan Idatul ngekos di Buduran. Namun, kehidupan pas-pasan itu hanya berjalan sekitar 6 bulan karena tempat kerjanya gulung tikar.
Jerih payah Yusuf mencari pekerjaan dan tempat tinggal tak membuahkan hasil. Bahkan, ia sempat merantau ke Cirebon dan Bandung, Jabar bersama Idatul. Masih di tahun 2023, mereka akhirnya kembali ke Sidoarjo menjadi pemulung dan tinggal di kolong jembatan frontage Gedangan, Sidoarjo.
Meski hidupnya sangat berat, Yusuf enggan pulang ke keluarganya. Sampai mempunyai bayi perempuan bernama Zafa Zumroh Arrohma sekitar Juli 2024, ia tetap tinggal di kolong jembatan. Bahkan, ketika bebannya kian berat saat istrinya meninggal dunia pada September 2024. Saat itu, Zafa baru berusia 2 bulan.
"Di Mojokerto sudah tidak ada rumah. Ayah tinggal dengan istri sambung," jelasnya menjawab alasannya enggan pulang ke keluarganya.
Yusuf akhirnya mengakhiri hidup di kolong jembatan bersama Zafa yang kini berusia 11 bulan. Sebab, kehidupannya yang memilukan ini viral di medsos. Sang kakak, Naziatul pun membawa adik dan ponakannya ini pulang ke Dusun/Desa Seketi, Mojoagung, Jombang pada Jumat (30/5).
"Karena tidak ada pilihan lain, keluarga yang lain tidak tahu alamatnya," ujar Yusuf ihwal alasannya bersedia pulang ke rumah kakaknya.
Naziatul tak menyangka adiknya yang pamit merantau, ternyata hidup menyedihkan di kolong jembatan. Sebab ia tak pernah menerima kabar dari Yusuf. Bahkan saat adiknya itu menikah sampai mempunyai anak. Perasaan sedih dan iba tak mampu ia bendung. Apalagi Yusuf satu-satunya saudara kandungnya.
Oleh sebab itu, ia rela menampung Yusuf dan Zafa meski ekonominya juga pas-pasan. Ayah kandungnya telah tiada sekitar 5 tahun lalu. Sedangkan ibu tirinya kini tinggal di Sidoarjo. Naziatul tak memahami alasan Yusuf enggan pulang meski hidupnya kesusahan.
"Saya tidak sempat tanya, mungkin dia frustrasi atau ada masalah apa yang tidak mau dia ceritakan ke saya sebagai saudara kandungnya. Mungkin juga ada trauma," cetusnya.
Naziatul membenarkan Yusuf diisukan sudah meninggal dunia. Namun, ia mengaku tidak tahu siapa yang pertama kali melontarkan kabar tersebut. Kini, tinggal kabar ibu kandungnya yang belum jelas rimbanya. Sebab, sang ibu juga merantau sejak ia masih kecil.
"Pokoknya dulu sempat saya mencari, cuma dibilang gitu (Yusuf sudah mati), saya lepas. Tapi feeling kakak ga mungkin ya (kalau Yusuf sudah mati). Ibu kandung saya juga pamitnya merantau jadi buruh ke Aceh. Sampai sekarang saya bertanya-tanya ibu masih hidup atau susah meninggal," tandasnya.
(irb/hil)