Mengusung tema "Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan dalam Rangka Penguatan Ketahanan Pangan", event tahunan ini menjadi wadah promosi potensi desa sekaligus ajang kreativitas warga desa Jawa Timur.
PAKASI 2025 digelar hingga 1 Juni, menghadirkan 66 stan dari Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) se-Jatim yang memamerkan produk unggulan desa, serta partisipasi khusus dari Dinas PMD Kalimantan Selatan. Penyelenggara juga menggandeng perguruan tinggi sebagai mitra dalam program pendampingan dan pengembangan kapasitas desa.
Selain itu, berbagai talkshow, workshop, pelatihan UMKM, dan layanan perizinan usaha gratis turut meramaikan acara. Tahun ini juga melibatkan kampus-kampus sebagai mitra pendamping desa.
Yang paling diburu pengunjung adalah program Borong Berkah di panggung yang digelar setiap sore. Program ini menyediakan sembako murah bagi masyarakat. Menjelang sore, panggung utama selalu ramai karena pengunjung antusias mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga terjangkau.
Dalam kesempatan ini, Khofifah menyoroti capaian 4.000 desa mandiri di Jawa Timur, yang menjadi terbanyak secara nasional. Ia memaparkan kekuatan Jatim di sektor pangan dengan surplus 500 ribu sapi potong, 526 ribu kambing, 1.717 kerbau, dan produktivitas tebu hingga 20 ton per hektare, yang menjadi empat kali lipat dari rata-rata nasional.
PAKASI juga menjadi ruang ekspansi produk desa. Dalam misi dagang terbaru ke Balikpapan, nilai transaksi UMKM menembus Rp 1,04 triliun.
"Pasarnya besar, tapi nilai tambah hanya muncul lewat inovasi," tegas Khofifah.
Sementara itu, Kepala Dinas PMD Jawa Timur, Budi Sarwoto menyebut, PAKASI sebagai bukti nyata tumbuhnya inovasi dari desa.
"Tahun ke-6 ini menegaskan konsistensi kami dalam mendorong desa tumbuh lewat inovasi dan kolaborasi multipihak. Desa-desa di Jawa Timur kini lebih siap bersaing, bukan hanya di pasar lokal, tapi juga nasional bahkan global," katanya.
"Ini adalah wajah kemandirian desa di Jawa Timur. Kita ingin desa tidak hanya kuat secara ekonomi, tapi juga mampu bersaing secara global melalui kreativitas dan kolaborasi," ujarnya.
Ia menambahkan, PAKASI adalah bentuk konsistensi pemerintah daerah dalam mendorong sinergi multipihak. "Desa-desa tidak bisa berkembang sendiri. Butuh kolaborasi antara pemerintah, kampus, BUMN, dan sektor swasta. Itu yang sedang kita bangun di PAKASI," kata Budi.
(dpe/hil)