Ketua RT setempat, Langgeng Widodo mengungkapkan, dirinya baru mengetahui kejadian ini sekitar 15 menit setelah ledakan terjadi.
"Saya tahunya sudah sekitar seperempat jam. Jadi posisinya korban sudah dilarikan ke rumah sakit," kata Langgeng saat ditemui di lokasi, Kamis (29/5/2025).
Menurut Langgeng, jumlah korban yang diketahuinya ada dua anak. Satu anak warga Jalan Irawan, satu anak lainnya, warga Jalan Subali. Meski begitu, ia menduga ada anak lain yang juga terkena dampak ledakan.
"Yang lainnya mungkin kena juga sih. Karena itu kan teman-teman sekolahnya," tambah Langgeng.
Warga sekitar, termasuk dirinya, mengaku tak tahu bahwa anak-anak tersebut membuat petasan. Lantaran, mereka setiap hari berkumpul dan biasanya membuat layangan.
"Kelihatannya enggak, karena biasanya mereka main layangan, kalau petasan tidak tahu," jelas Langgeng.
Langgeng menyebut, anak-anak tersebut biasanya berkumpul setiap hari sepulang sekolah. Namun, malam tadi berbeda. Ledakan terdengar keras sekitar pukul 12 malam kurang.
"Ngumpulnya setiap hari, pulang sekolah biasanya ngumpul. Kejadian jam 12 malam kurang. Suara ledakan keras," kata Langgeng.
Saat Langgeng tiba di lokasi, para korban sudah dilarikan ke rumah sakit. "Karena saya posisinya datang ke sini sudah telat ya, korban sudah dilarikan ke rumah sakit," imbuh Langgeng.
Diketahui, rumah tempat kejadian ini milik seorang warga. Di rumah tersebut, tinggal sekitar tujuh orang yang merupakan keluarga korban.
"Tinggal sekitar 7 orang. Nenek, ibu, kakak perempuan, kakak laki-laki, korban, dan dua adik. Yang mengalami luka, YD yang SMP, dan kakaknya," tandas Langgeng
Selain dua korban yang luka parah, polisi disebut memeriksa lima anak terkait kejadian ini. "Yang parah 2 anak. Tapi tadi kan pihak penyidik bilang ada 5 anak. Kurang jelas yang 3 itu. Kakaknya satu, dua temannya," pungkas Langgeng.
(irb/hil)