Cara Bidan Banyuwangi Tingkatkan Layanan Ibu di Puskesmas

Cara Bidan Banyuwangi Tingkatkan Layanan Ibu di Puskesmas

Eka Rimawati - detikJatim
Selasa, 27 Mei 2025 13:20 WIB
Bidan di Banyuwangi tingkatkan layanan kesehatan di puskesmas
Bidan di Banyuwangi tingkatkan layanan kesehatan di puskesmas/Foto: Istimewa
Banyuwangi -

Upaya peningkatan layanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Banyuwangi terus dilakukan melalui berbagai kolaborasi, salah satunya dengan memberikan peningkatan kapasitas kompetensi bagi pelaku jasa pelayanan kesehatan.

Melalui program Continuity of Care (CoC) yang menghadirkan Prof. Hannah Dahlen dari Western Sydney University, Australia, sebagai pembicara, puluhan bidan di Banyuwangi mendapatkan bimbingan langsung dari sejumlah akademisi Program Studi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga.

Konsep Continuity of Care merupakan sarana menekan Angka Kematian Ibu (AKI) yang dapat dipraktikkan oleh seluruh bidan di Puskesmas Banyuwangi. Ketua Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Program Studi Kebidanan, Fakultas Kedokteran, Universitas Airlangga, Dwi Izzati Budiono menjelaskan bahwa Continuity of Care adalah konsep dalam model praktik kebidanan untuk memberikan asuhan secara holistik, membangun kemitraan berkelanjutan bagi perempuan calon ibu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dalam Continuity of Care bidan tidak mendampingi secara fisik saja, tapi lebih holistik mencakup psikis, culture, spiritual, psikologikal," terang Dwi, Selasa (27/5/2025).

Ia menambahkan, konsep CoC menjadi inovasi yang kian menyempurnakan layanan bagi ibu hamil dan pra hamil. Dwi menyebut, konsep tersebut telah banyak diterapkan di beberapa negara maju seperti United Kingdom (UK), Kanada, maupun Australia, dengan hasil yang cukup efektif menekan angka kematian ibu.

ADVERTISEMENT

"Penanganan secara holistik dapat mencegah kematian ibu, mencegah bayi lahir prematur, dan gangguan kesehatan lainnya," imbuhnya.

Kegiatan transfer keilmuan yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Kabat, Banyuwangi, Senin (26/5/2025) itu juga dianjurkan untuk diterapkan lebih luas di Indonesia, termasuk di Banyuwangi, mengingat wilayah tersebut menjadi target dalam upaya penurunan angka kematian ibu.

Dwi menjelaskan bahwa pihaknya memilih Kecamatan Kabat sebagai mitra pelaksana program karena di wilayah tersebut masih terjadi kasus kematian ibu pasca melahirkan.

"Kebetulan di Kabat ini masih ada kejadian. Sehingga kami pilih sebagai mitra pelaksanaan program," terangnya.

Tak hanya sebatas transfer sistem, dalam penerapan CoC, tim pengmas Universitas Airlangga juga akan memberikan arahan serta pendampingan secara intens kepada para bidan di wilayah tersebut.

"Nanti kita akan lakukan evaluasi dan kebetulan Unair punya penelitian bersama dengan Western Sydney University yang secara spesifik untuk melihat efektifitas pelaksanaan programnya," terang Dwi.

Sementara itu, perwakilan Puskesmas Kabat, drg. Titis Widawati mengaku konsep yang ditawarkan oleh tim Unair tergolong baru dan sangat baik untuk melengkapi inovasi yang telah ada sebelumnya.

"Tentu ini menarik dan menambah wawasan kami untuk mencegah tingginya kasus kematian ibu di wilayah Kabat," ujar Titis.

Ia menyebut, Puskesmas Kabat selama ini telah memiliki beberapa inovasi dalam mencegah tingginya AKI. Meski begitu, pihaknya tetap terbuka terhadap informasi dan konsep baru.

"Oleh karena itu kami sangat berterima kasih, dengan pengetahuan yang diberikan dan tentu bisa dicoba untuk diterapkan di Kabat," tegas Titis.




(erm/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads