Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Dr. Daryono menyampaikan penyebab gempa ini. Ia menyebut, gempa merupakan jenis gempa dangkal yang terjadi akibat aktivitas deformasi batuan di luar zona subduksi atau outer-rise zone.
"Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan turun (normal fault)," jelas Daryono dalam keterangan resminya, Selasa (27/5/2025).
Baca juga: Gempa M 5,7 Guncang Pacitan Pagi Ini |
Daryono menambahkan, berdasarkan laporan yang diterima BMKG, getaran gempa dirasakan di beberapa wilayah seperti Nganjuk, Trenggalek, Malang, Blitar, Bantul, Pacitan, Sukoharjo, Gunungkidul, dan Yogyakarta dengan skala intensitas II MMI.
"Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang," ungkapnya.
Meski demikian, hasil pemodelan BMKG memastikan gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," tegas Daryono.
Hingga pukul 08.15 WIB, monitoring BMKG belum mendeteksi adanya gempa susulan atau aftershock. Kendati demikian, Daryono mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan waspada.
"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," pesannya.
BMKG juga mengingatkan warga untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa, dan memastikan kondisi rumah aman sebelum kembali masuk.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan," tutup Daryono.
Informasi resmi terkait gempa dan tsunami dapat diakses melalui kanal resmi BMKG seperti akun Instagram/Twitter @infoBMKG, website, atau aplikasi mobile InfoBMKG.
(auh/hil)