Di pengujung bulan Mei, masyarakat Indonesia masih akan menikmati hari libur nasional dan cuti bersama dalam rangka perayaan hari besar keagamaan. Momen ini akan berlangsung pada 29 Mei 2025. Lalu, tanggal 29 Mei hari apa?
Berdasarkan kalender Masehi Mei 2025, tanggal 29 Mei bertepatan hari Kamis. Momen ini menjadi tanggal merah karena ada peringatan hari besar umat Nasrani, yakni Kenaikan Yesus Kristus. Pemerintah juga menetapkan tanggal cuti bersama pada Jumat 30 Mei 2025, sehingga ada dua tambahan tanggal merah pada pekan tersebut.
Baca juga: Tanggal 29 Mei Libur Apa? Cek di Sini! |
Lalu, kira-kira hari apa lagi yang dirayakan pada tanggal 29 Mei. Merangkum halaman Days of the year berikut peringatan hari besar internasional pada 29 Mei.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Hari Internasional Pasukan Perdamaian PBB
![]() |
Hari Internasional Penjaga Perdamaian PBB diperingati setiap tanggal 29 Mei untuk menghormati dedikasi dan pengorbanan para personel yang bertugas dalam misi perdamaian di bawah bendera PBB. Hari khusus ini resmi ditetapkan Majelis Umum PBB pada tahun 2002 atas usulan dari Asosiasi Penjaga Perdamaian Ukraina dan Pemerintah Ukraina.
Sejak pertama kali diperingati pada tahun 2003, Hari Penjaga Perdamaian PBB menjadi momen penting untuk mengenang para penjaga perdamaian yang gugur dan memberikan penghormatan atas keberanian dan profesionalisme mereka.
Lebih dari 4.200 penjaga perdamaian telah kehilangan nyawa saat menjalankan tugas mereka menjaga perdamaian, melindungi warga sipil, dan membantu masyarakat yang sedang bertransisi dari konflik menuju stabilitas. Tugas mereka sangat krusial dalam membangun kembali komunitas dan menjaga ketertiban di wilayah rawan konflik.
Peringatan tahun ini mengusung tema "Peace Begins With Me" atau "Perdamaian Dimulai dari Saya", yang menekankan pentingnya peran individu dalam menjaga perdamaian. Dari markas besar PBB di New York hingga zona konflik di berbagai belahan dunia, berbagai acara digelar untuk mengenang jasa para pahlawan penjaga perdamaian.
Hari ini menjadi pengingat global bahwa menjaga perdamaian adalah tanggung jawab bersama, dan keberadaan penjaga perdamaian PBB tetap penting untuk menciptakan dunia yang lebih aman dan stabil.
2. Hari Kesehatan Pencernaan Sedunia
![]() |
World Digestive Health Day atau Hari Kesehatan Pencernaan Sedunia diperingati setiap tanggal 29 Mei. Hari ini pertama kali dicetuskan pada tahun 2004 oleh World Gastroenterology Organization (WGO) untuk memperingati ulang tahun ke-45 organisasi tersebut yang berdiri sejak 29 Mei 1958.
Tujuan utama peringatan ini adalah meningkatkan kesadaran masyarakat global akan pentingnya menjaga kesehatan sistem pencernaan. Setiap tahunnya, World Digestive Health Day mengangkat tema khusus yang berfokus pada isu-isu penting terkait pencernaan.
Misalnya, pada tahun 2024, temanya adalah "Digestive Health: Make It a Priority", yang menekankan pentingnya menjadikan kesehatan pencernaan sebagai prioritas. Tahun sebelumnya, 2023, temanya adalah "A Healthy Gut from the Start", yang menyoroti pentingnya menjaga usus sehat sejak dini.
Tema-tema ini dirancang untuk memberikan edukasi yang lebih terarah dan mendalam bagi masyarakat. Melalui kampanye ini, berbagai pihak seperti tenaga medis, organisasi kesehatan, hingga media berperan aktif dalam menyebarkan informasi seputar pencernaan.
Mulai dari pencegahan kanker kolorektal, pentingnya mikrobioma usus, hingga edukasi pola makan sehat. Dengan akses informasi yang semakin luas, peringatan ini diharapkan dapat mendorong masyarakat dunia untuk lebih peduli terhadap sistem pencernaan mereka dan menjalani gaya hidup yang lebih sehat.
3. Hari Everest Internasional
![]() |
Gunung Everest adalah gunung tertinggi di dunia dengan ketinggian hampir 8.850 meter di atas permukaan laut. Terletak di perbatasan Nepal dan Tiongkok (Tibet), Everest dikenal dengan berbagai nama: Sagarmāthā dalam Bahasa Nepal yang berarti "Kepala di Langit Biru", dan Chomolungma dalam Bahasa Tibet yang berarti "Ibu Suci Dunia".
Upaya pendakian Everest dimulai pada tahun 1920-an oleh ekspedisi Inggris. Namun, puncak baru berhasil ditaklukkan pada 29 Mei 1953 oleh Tenzing Norgay (Sherpa asal Nepal-India) dan Edmund Hillary dari Selandia Baru. Mereka menjadi pendaki pertama yang secara resmi menginjakkan kaki di puncak Everest.
Sebelumnya, dua pendaki bernama George Mallory dan Andrew Irvine diduga mencapai puncak pada 1924, tetapi keduanya hilang dan Mallory baru ditemukan pada 1999. Namun, keberhasilan mereka masih belum dapat dipastikan.
Untuk mengenang keberhasilan Hillary, pemerintah Nepal menetapkan 29 Mei sebagai Hari Everest Internasional, yang kini diperingati di berbagai belahan dunia. Pendakian Everest sangat berbahaya. Tantangan terbesar adalah kadar oksigen yang rendah di ketinggian ekstrem, terutama di atas 8.000 meter.
Pendaki biasanya membawa oksigen tambahan untuk mencegah penyakit ketinggian atau kematian. Lebih dari 300 orang telah meninggal selama pendakian, termasuk delapan korban pada badai salju tahun 1996 dan dua tragedi longsor berturut-turut pada 2014 dan 2015.
(ihc/irb)