Polresta Malang Kota terus berbenah demi memberikan pelayanan maksimal dan sepenuh hati kepada masyarakat. Berbagai upaya terus dilakukan untuk meningkatkan kapasitas pelayanan publik.
Salah satu upaya yang dilakukan yakni memberikan motivasi dan penyegaran kepada petugas kepolisian di Polresta Malang Kota melalui kegiatan Forum Grup Discussion (FGD) dengan tema "Mau Dipercaya Masyarakat, Pahami Harapannya".
Kegiatan FGD internal kepolisian yang diselenggarakan di Ballroom Sanika Satyawada, Mapolresta Malang Kota pada Sabtu (24/5). Turut hadir dalam FGD tersebut 3 narasumber kredibel dari bidang jurnalistik dan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang Haryono turut memimpin kegiatan untuk peningkatan kapasitas pelayanan publik yang dihadiri ratusan personel Polresta Malang Kota dan jajaran Polsek.
Dalam kegiatan itu, Nanang menjelaskan bahwa polisi perlu memahami ekspektasi masyarakat dan memberi pelayanan yang terbaik dan sepenuh hati. Dari situ kepercayaan masyarakat kepada Polri akan tumbuh.
"Kami ingin menanamkan bahwa untuk menjadi Polri yang dipercaya masyarakat kita harus mampu memahami apa harapan mereka. Jika kita mampu menyentuh hati masyarakat, maka kepercayaan itu akan tumbuh," tegasnya, Sabtu (24/5/2025).
Pria nomor satu di Polresta Malang Kota itu menambahkan bahwa FGD bertema "Mau Dipercaya Masyarakat, Pahami Harapannya" ini menjadi sarana untuk menggugah kesadaran personel kepolisian dalam memberikan pelayanan yang humanis, profesional dan Presisi. Nanang juga menekankan pentingnya keseriusan peserta menyerap materi dan wawasan dari narasumber.
"Saya minta seluruh anggota fokus dan aktif selama diskusi. Ilmu yang didapat harus menjadi inspirasi nyata, bukan sekadar formalitas. Terapkan dalam kehidupan sehari-hari saat berinteraksi dengan masyarakat. Kita adalah pelayan, bukan penguasa," tegasnya.
Saat kegiataan FGD tersebut salah satu narasumber Wakil Dewan Pers Republik Indonesia Drs Totok Suryanto MM menyoroti pentingnya kepekaan Polri dalam melayani masyarakat.
"Polri adalah institusi yang paling bersentuhan dengan masyarakat bawah. Maka, Polri harus benar-benar memahami siapa yang mereka layani. Insan Pers dan Polri sama-sama bekerja untuk rakyat, dan keduanya berada dalam pengawasan publik," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa di era digital ini masyarakat bisa menjadi jurnalis secara langsung melalui media sosial.
"Oleh karena itu Polri tidak bisa bersikap di atas masyarakat, tapi harus sejajar. Layani dengan empati, ramah, dan buatlah masyarakat terkesima. Polri harus mampu berinteraksi dengan masyarakat secara natural. Inilah tantangan di era multimedia yang semakin individual," tegas Totok.
Sementara itu, narasumber lain Wakil Dekan III Fakultas Hukum Universitas Airlangga Dr Maradona SH menekankan pentingnya fungsi preventif Polri dalam menjaga ketertiban dan keamanan. Ia mengutip karya Van Vollenhoven yang menyebutkan bahwa "Tugas Utama Polri Adalah Mencegah Kejahatan."
"Polri itu bekerja di jalan sunyi. Saat masyarakat merasa aman dan tidak melihat kejahatan, itu justru karena Polri bekerja 24 jam di lapangan. Oleh karena itu dibutuhkan dukungan publik agar pendekatan pencegahan lebih diutamakan ketimbang represif," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa sebagai pemilik kewenangan menegakkan hukum, maka Polisi harus hadir sebagai penyelesai konflik manusia, bukan sekadar penegak hukum.
"Saya melihat banyak anggota Polri yang kreatif membuat konten edukatif, membangun narasi bahwa Polri adalah sahabat rakyat. Ini bentuk profesionalisme yang harus terus dipertahankan," imbuh Maradona.
Sedangkan, narasumber terakhir Guru Besar Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Airlangga Prof Dr Nur Basuki Minarno SH, MHum mengingatkan pentingnya akuntabilitas dan penguasaan teknologi informasi bagi setiap anggota Polri.
"Semua tindakan Polri harus bisa lebih dipertanggungjawabkan baik secara hukum maupun moral. Profesionalisme harus dibarengi penguasaan fakta dan netralitas. Jangan ada prasangka dalam proses penyidikan. Rekan-rekan harus memahami unsur-unsur tindak pidana dan menerapkan secara tepat melalui pendekatan yang ilmiah dan prosedural," jelasnya.
FGD dengan tema "Mau Dipercaya Masyarakat, Pahami Harapannya" ini lebih ditegaskan bukan hanya slogan, tetapi sebuah komitmen untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik secara edukatif, transparan, kolaboratif, dan akuntabel.
Di tengah tantangan zaman dan derasnya arus informasi digital, Polresta Malang Kota menunjukkan langkah konkret dalam membentuk Polri yang adaptif dan berintegritas.
Seluruh personel Polresta Malang Kota dan Polsek jajaran yang mengikuti FGD ini diharapkan mampu melayani masyarakat dengan lebih santun, profesional, proporsional, serta menjadi problem solver yang solutif bagi warga.
(dpe/hil)