Emil Dardak Tegaskan Pembakaran Sampah Plastik Pabrik Tahu Langgar Aturan

Emil Dardak Tegaskan Pembakaran Sampah Plastik Pabrik Tahu Langgar Aturan

Faiq Azmi - detikJatim
Senin, 19 Mei 2025 22:45 WIB
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak Foto: Istimewa
Surabaya -

Desa Tropodo, Kecamatan Krian, kembali menjadi sorotan akibat pekatnya asap yang berasal dari pembakaran sampah plastik. Limbah plastik tersebut digunakan sebagai bahan bakar dalam proses pembuatan tahu oleh sejumlah pengrajin. Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, angkat bicara menanggapi hal ini.

Emil menegaskan bahwa penggunaan limbah plastik sebagai bahan bakar untuk makanan yang dikonsumsi masyarakat jelas melanggar aturan.

"Saya sudah berdiskusi untuk mencari potensi bahan bakar yang memenuhi syarat. Karena satu hal yang pasti, limbah plastik tidak memenuhi syarat untuk digunakan dalam pembakaran bahan makanan yang dikonsumsi masyarakat," kata Emil saat ditemui di Surabaya, Senin (19/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia menyampaikan bahwa Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Jawa Timur telah melakukan pengecekan ke sejumlah titik industri tahu. Hasilnya, mayoritas pengrajin tahu di daerah lain menggunakan bahan bakar kayu, bukan plastik.

"Ini kata kuncinya, pertanyaannya: apakah ini hanya terjadi di tempat tersebut atau juga di pengrajin tahu lainnya? Dinas Lingkungan Hidup Pak Nurkholis sudah melakukan pemeriksaan di Pasuruan, Jombang sebagai test case, dan juga Probolinggo. Jawabannya tegas yang dipakai kayu bakar, palet kayu, bukan plastik," jelas Emil.

ADVERTISEMENT

Ia juga menambahkan bahwa Bupati Sidoarjo dan jajarannya tengah menindaklanjuti persoalan ini untuk memastikan komitmen tahun 2019, yakni tidak menggunakan limbah plastik sebagai bahan bakar, dapat dipatuhi secara serius.

"Ini yang kemudian ditindaklanjuti oleh Pak Bupati dan jajarannya untuk memastikan bahwa komitmen yang dibuat pada tahun 2019, yakni tidak menggunakan limbah plastik, bisa dipatuhi dengan serius," imbuhnya.

Mantan Bupati Trenggalek itu juga mengingatkan para pelaku usaha agar tidak menghalalkan segala cara demi menekan biaya produksi atau bersaing dalam industri.

"Tidak bisa berdalih alasan ekonomi atau efisiensi biaya lalu membenarkan sesuatu yang tidak memenuhi asas dan syarat keamanan pangan," tegas Emil.

Untuk solusi jangka panjang, Emil menyebut pihaknya sedang menjajaki dua opsi, yakni penggunaan gas dan bahan bakar kayu.

"Ada dua opsi: kami mempertemukan Bupati Sidoarjo dengan Perusahaan Gas Negara (PGN). Jadi aliran pipa gas di wilayah itu bisa dimanfaatkan. Tapi kita juga ingin membandingkan dengan opsi kayu, sebagaimana digunakan pengrajin tahu di daerah lain. Terkait opsi ini, PGN juga siap menyediakan saluran gas di wilayah tersebut," ujarnya.

Emil menambahkan bahwa saat ini Bupati Sidoarjo sedang merancang kompensasi dan pemerintah provinsi akan mengidentifikasi ruang fiskal untuk memperlancar jika jaringan gas didorong di kawasan tersebut.

"Ada kompensasi yang saat ini dirancang Bupati Sidoarjo. Kami juga akan mengidentifikasi potensi ruang pemerintah untuk memperlancar jika jaringan gas ini didorong di wilayah tersebut," tandasnya.




(ihc/hil)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads