Penyanderaan 3 anggota TNI di Bondowoso oleh warga Desa Kaligedang, Ijen disebutkan merupakan akibat dari kesalahpahaman. TNI yang berada di lokasi ditegaskan bukan untuk melakukan pelarangan.
Komandan Batalyon 514/SY Bondowoso Letkol Inf Mohammad Ibrahim Sidik Soulisa buka suara mengenai penyanderaan 3 anggota TNI. Dia akui bahwa ketiganya adalah anggotanya.
"Kronogisnya berawal terjadi kesalahpahaman, lalu berujung cekcok," kata Soulisa saat dikonfirmasi detikJatim, Jumat (16/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari cekcok dan salah paham itulah, kata Soulisa, Kepala Desa Kaligedang kemudian mencoba melakukan mediasi antara warga dengan anggota TNI di balai desa setempat.
"Tapi karena diduga ada provokasi, ratusan warga akhirnya datang ke balai desa itu. Situasi lantas tak terkendali karena banyaknya warga," terangnya.
Menurutnya, begitu terjadi situasi tersebut, dirinya langsung turun ke lokasi kejadian untuk melakukan upaya mediasi dengan warga desa secara langsung. Dia tegaskan bahwa anggotanya di lokasi bukan untuk melakukan pelarangan.
"Anggota kami berada di lokasi tidak untuk melakukan pelarangan. Melainkan, melakukan pemetaan lahan," jelasnya.
Lahan yang hendak dipetakan tersebut, kata Soulisa, nanti akan dikerjasamakan antara PTPN XII dengan Koperasi Yon 514.
"Sebenarnya kami juga akan menggandeng warga setempat dengan membentuk kelompok tani," kata Soulisa.
Dia tegaskan bahwa pemetaan lahan tersebut merupakan upaya TNI untuk mendukung program Ketahanan Pangan Nasional yang ditetapkan Pemerintah Prabowo-Gibran dan dengan tetap melibatkan masyarakat.
Sebelumnya, sejumlah anggota TNI di Bondowoso disandera oleh warga Desa Kaligedang. Kejadian itu merupakan buntut konflik PTPN XII dengan warga setempat yang terjadi sudah cukup lama.
Keterangan yang didapatkan detikJatim, bukan cuma menyandera anggota TNI warga juga membakar rumah dinas kepala afdeling PTPN yang ada di desa tersebut pada Kamis (15/5) sore.
Setelah negosiasi alot yang dilakukan Muspika Ijen, 3 anggota TNI yang sempat disandera itu akhirnya dibebaskan. Meski di antara anggota tersebut sempat mengalami luka-luka.
Di tengah situasi yang mencekam itu, warga setempat menebang sejumlah pohon dan melintangkannya di jalanan menuju Desa Kaligedang sebagai bentuk blokade. Sweeping juga sempat dilakukan warga setempat terhadap warga dari luar desa.
(dpe/hil)