Sekuel Film Sayap-sayap Patah 2 kini tayang di bioskop di tanah air. Film yang terinspirasi dari kisah nyata kerusuhan Mako Brimob menjadi pilihan tontonan menarik.
Film yang diproduksi oleh Denny Siregar Production tersebut dibintangi oleh Arya Saloka sebagai Pandu, anggota Densus 88 dan ayah dari Olivia. Myesha Lin sebagai Olivia, putri Pandu yang sedang berduka atas kehilangan ibunya.
Dara Sarasvati sebagai Suri, guru sekolah Olivia. Juan Bio One sebagai Askar, pemeran pendukung yang ikut dalam alur cerita. Nugie sebagai Sadikin, pimpinan Pandu yang memberikan tugas penyelidikan. Serta Iwa K sebagai Leong, mantan narapidana terorisne yang kembali terlibat dalam aksi serupa lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sinopsis singkatnya film yang disutradarai oleh Ferry Pei Irawan ini lebih banyak menceritakan tentang anggota Densus 88 Pandu dengan anak semata wayangnya Olivia. Pandu merupakan orang tua tunggal yang ditinggal mati oleh istrinya karena sakit.
Di tengah kesibukannya sebagai anggota polisi, Pandu masih berupaya menyempatkan diri untuk membagi kasih sayangnya dengan Olivia.
Sosok Suri yang menjadi guru sekolah, memiliki hubungan yang semakin dekat dengan Pandu dan Olivia.
Drama keluarga itu dibumbui dengan ketengan saat Pandu dan institusinya menangani kasus ledakan bom di sebuah kafe. Terlebih muncul sosok Leong, pentolan teroris yang berencana melakukan aksi serangan teror.
Dalam film berdurasi 1 jam 54 menit itu, Pandu sempat terlibat aksi penggerebekan sarang teroris besutan Leong. Namun, aksi itu berbuah ancaman terhadap Pandu dan keluarga.
Sekuel yang merupakan lanjutan dari film Sayap-sayap Patah tersebut kini masih diputar di berbagai bioskop di tanah air. Di Trenggalek, Kapolres AKBP Ridwan Maliki mengajak puluhan tokoh masyarakat hingga pimpinan silat untuk bareng film Sayap-sayap Patah 2 di bioskop NSC.
"Saya sengaja mengajak untuk nonton film ini karena dari sinopsis dan setelah nonton filmnya langsung ada beberapa hikmah yang bisa diambil. Terkait profesionalisme polri dan kasih sayang kepada keluarga, serta dendam yang tidak baik" kata Ridwan Maliki, Selasa (13/5/2025).
Pihkanya berharap film itu membawa dampak positif terhadap kesolidan anggotanya dalam menjalankan tugas sebagai pengayom masyarakat. Di sisi lain peran para tokoh masyarakat dan tokoh agama diperlukan untuk membendung faham terorisme.
"Kepada pimpinan pondok pesantren dan pimpinan pencak silat, saya menitipkan kepada santri dan anggotanya bahwa ajaran terorisme tidak baik. Generasi muda Trenggalek diharapakan mampu menjadi pribadi-pribadi yang baik dan bermanfaat bagi lingkungan," tandasnya.
(dpe/abq)