Viral di medsos perempuan pekerja migran atau tenaga kerja wanita (TKW) asal Indonesia ditemukan di dalam peti es dalam kondisi masih hidup di Vietnam. Dalam narasi itu, disebutkan perempuan itu bernama Sri Wahyuni (27), warga Jember.
Organisasi yang konsen terhadap dunia pekerja migran asal Indonesia, Migrant Care meragukan kebenaran video yang mengabarkan TKW tersebut. Ada sejumlah alasan yang menjadi dasar keraguan informasi dalam video yang telah beredar luas di masyarakat itu.
"Ada beberapa hal yang menjadi alasan sehingga kami sampai saat ini meragukan tentang informasi itu," ujar Koordinator Migrant Care Jember, Bambang Teguh Karyanto, Selasa (13/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alasan pertama, kata dia, dalam video itu diperlihatkan sesosok perempuan terbaring di dalam peti es dalam kondisi membuka mata sambil tersenyum. Ekspresi wajah itu dinilai tidak masuk akal bagi seseorang yang ada di peti es dalam kurun waktu beberapa jam. Apalagi sosok itu perempuan.
"Dalam narasi itu disebutkan perempuan itu berada dalam peti untuk waktu sekian jam. Anehnya ketika tersadar, ditampakkan wanita itu dalam ekspresi wajah tersenyum. Seperti tidak ada kepanikan sama sekali. Ini kan aneh," ujar Bambang.
"Kalau secara nalar, ketika orang tersadar dari suatu peristiwa yang mengerikan, harusnya kan menunjukkan ekspresi ketakutan atau kepanikan. Lha ini kok malah tersenyum," sambungnya.
Berikutnya, kata dia, di dalam video itu tidak ditampilkan konfirmasi atau pernyataan dari pihak yang kompeten. Video itu hanya menampilkan potongan-potongan gambar diiringi suara narasi dari si pembuat video.
"Di narasi itu memang menyebut KBRI, kemudian juga pihak kepolisian. Tapi tidak menayangkan statemen dari pihak-pihak itu. Hanya ditampilkan potonga gambar sebagai pendukung isi narasi. Ini juga menimbulkan keraguan atas kebenaran informasi itu," kata Bambang.
Oleh karena itu, Bambang menilai dibutuhkan pendalaman untuk memastikan apakah informasi tersebut benar atau tidak. Sebab, di era digital seperti sekarang ini banyak informasi yang bisa dimanipulasi.
"Tapi saya tegaskan, kami tidak menyebut bahwa informasi tersebut hoaks. Sebab ada kemungkinan informasi itu memang benar adanya. Apalagi kami juga punya data kasus perdagangan manusia juga cenderung meningkat," ujarnya.
"Bisa saja perempuan yang ada di video itu memang merupakan salah satu korbannya (perdagangan manusia). Nah, maka dari itu diperlukan penelusuran lebih jauh terkait video tersebut," pungkasnya.
(dpe/hil)