Bersyukurnya Penjahit Disabilitas Lansia Asal Jember Bisa Berangkat Haji

Bersyukurnya Penjahit Disabilitas Lansia Asal Jember Bisa Berangkat Haji

Esti Widiyana - detikJatim
Senin, 12 Mei 2025 17:50 WIB
Muayatur Rohmah, seorang penjahit disabilitas mampu mewujudkan impiannya pergi haji
Muayatur Rohmah, seorang penjahit disabilitas mampu mewujudkan impiannya pergi haji (Foto: Esti Widiyana/detikJatim)
Surabaya -

Mengalami keterbatasan fisik bukan berarti menjadi penghalang untuk seseorang beribadah. Seperti Muayatur Rohmah (77), seorang penjahit disabilitas mampu membuktikan dan mewujudkan impiannya pergi haji.

Muayatur merupakan jemaah haji kloter 32 asal Jember. Dia masih tak percaya bisa melaksanakan ibadah haji ke Tanah Suci.

Meski mengalami keterbatasan fisik, yaitu tidak memiliki kedua kaki secara sempurna, Muayatur tak pernah berhenti bersyukur tahun ini dapat berhaji.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Alhamdulilah atas segala limpahan karunia dari Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk berhaji di Tanah Suci," kata perempuan asal Kecamatan Mumbulsari, Jember ini, Senin (12/5/2025).

Di tengah keterbatasan fisiknya, Muayatur juga masih mencari nafkah dengan bekerja sebagai penjahit. Dari hasil keringat bekerjanya, ia mampu sisihkan sedikit demi sedikit uang untuk menabung haji.

ADVERTISEMENT

"Punya uang Rp 50 ribu, Rp 100 ribu atau berapapun itu, saya tabung sedikit demi sedikit, dengan niat dapat mendaftar haji. Setelah terkumpul, tahun 2012 mendaftar haji," ceritanya.

Selain menjahit, Muayatur juga memiliki sepetak sawah yang disewakan. Selain untuk kebutuhan hidup sehari-hari, uang hasil sewa itu dipakai untuk tambahan mendaftar maupun melunasi haji.

"Suami saya sudah tiada, kebetulan juga saya ada keponakan yang sudah saya rawat dari kecil hingga sekarang sudah berumah tangga. Pendapatan dari menjahit tidak tentu. Alhamdulillah masih ada sebidang sawah yang meskipun ukurannya tidak terlalu luas tetapi sangat membantu saya," jelasnya.

Dengan keterbatasan fisiknya, Muayatur menunjukkan kemandiriannya dengan mampu masuk ke dalam bus menuju Bandara Internasional Juanda menggunakan kedua lututnya sebagai tumpuan. Meski sebelumnya ia dibantu petugas menggunakan kursi roda dari kamar ke depan pintu masuk bus.

"Saya masih punya semangat walaupun kondisi saya seperti ini. Saya tidak ingin merepotkan sepupu saya yang setia menemani saya selama perjalanan ini. Semua saya niatkan untuk ibadah kepada Allah," ujarnya.

Sementara Plh Sekretaris PPIH Embarkasi Surabaya Sugiyo mengatakan, disabilitas fisik bukan penghalang untuk menunaikan ibadah haji. Sebab terdapat pendampingan, petugas tetap membantu.

"Syarat utamanya adalah sehat secara fisik dan psikologis, sehingga bisa menjalankan ibadah haji sesuai syariat. Semangat Bu Muayatur Saya pikir ini motivasi yang luar biasa, apalagi di masyarakat Jember, ibadah haji merupakan hal yang sakral," pungkasnya.




(auh/abq)


Hide Ads