Seorang ibu di Kota Malang mengeluh putrinya tidak mendapatkan perhatian usai tertabrak pintu belakang truk ekspedisi. Sang sopir dinilai tak bertanggung jawab atas kondisi kesehatan putrinya yang mengalami pembengkakan otak.
Dalam curhatannya, Fenny (34), warga Graha Sukun Permai, Kota Malang, menyampaikan bagaimana awal kejadian menimpa putrinya tersebut.
Bahwa saat itu korban sedang bermain seorang diri depan rumah di sebuah perumahan kawasan Sukun, Kota Malang, pada 2 Maret 2025 lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan rekaman CCTV di lokasi kejadian, terlihat sebuah truk ekspedisi tengah melaju dan korban berada persis di sebelah kanan truk yang sedang berjalan.
Diduga karena lalai untuk mengunci pintu dengan benar. Bagian pintu sebelah kanan terbuka dan menghantam korban hingga jatuh ke jalan.
Tetangga yang mengetahui kejadian tersebut, kemudian memanggil ibu dan menghentikan sopir truk.
"Jadi bagian kepalanya terkena pintu yang tak terkunci sampai terjatuh," kata sang ibu dalam unggahan seperti dilihat detikJatim, Sabtu (10/5/2025).
Sang ibu kembali membeberkan, dalam kejadian itu tidak tampak putrinya mengalami luka. Dirinya juga kemudian membawa korban ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan medis.
"Kemudian kami bawa ke rumah sakit, dalam penanganan di IGD disampaikan dokter tidak ada apa-apa, kalau tidak sampai muntah-muntah," bebernya.
Namun pada April 2025 lalu, putrinya sering mengalami pusing hingga kemudian dibawa ke dokter. Hasilnya cukup mengejutkan hasil CT scan menyatakan putrinya mengalami pembengkakan otak.
Dari situlah kemudian dia berupaya keras menghubungi sopir dan pihak jasa ekspedisi, tujuannya agar mendapatkan bantuan biaya penanganan medis. Namun bukan empati yang diterima ibu korban, sopir dan jasa ekspedisi justru cenderung tidak mau bertanggung jawab.
"Kami hubungi pak sopir maupun ekspedisi yakni JNT, kami kesulitan. Kami hanya minta ada tanggung jawab," tuturnya.
Unit Gakkum Satlantas Polresta Malang Kota merespons viralnya curhatan Fenny ini. Pihak kepolisian mempertemukan kedua belah pihak untuk mencari solusi terbaik dalam kasus itu.
"Iya benar ada kejadian itu, yang awalnya memang mau diselesaikan secara kekeluargaan. Tetapi kemudian ada miss komunikasi, dan kami sudah mediasi untuk kedua belah pihak," ujar Kasubnit Gakkum Ipda Futo Parietal ditemui di ruang kerjanya, Sabtu sore.
(dpe/hil)