Ki Ardhi Bantah Akan Gerakkan Warga Tutup KEK Singhasari

Ki Ardhi Bantah Akan Gerakkan Warga Tutup KEK Singhasari

Muhammad Aminudin - detikJatim
Sabtu, 10 Mei 2025 09:40 WIB
Dalang wayang kulit asli Malang juga Pengurus Lesbumi PBNU, dan Pagar Nusa Ki Ardhi Poerboantono
Dalang wayang kulit asli Malang juga Pengurus Lesbumi PBNU, dan Pagar Nusa Ki Ardhi Poerboantono (Foto: Muhammad Aminudin/detikJatim)
Malang -

Dalang wayang kulit asli Malang, yang juga Pengurus Lesbumi PBNU, dan Pagar Nusa, Ki Ardhi Poerboantono menegaskan tidak pernah memiliki niat untuk menggerakkan massa menolak keberadaan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari.

Pernyataan ini sebagai bentuk klarifikasi terkait adanya pemberitaan dirinya akan menggelar aksi dan turun ke jalan secara massif untuk menutup akses ke KEK Singhasari.

"Jadi perlu saya luruskan dan saya klarifikasi statement yang diunggah di media, seolah-olah saya mengancam akan menggerakkan massa untuk menolak atau bahkan membubarkan KEK Singhasari dan juga menutup akses jalan masuk KEK Singhasari, bahwa pernyataan tersebut tidaklah benar," ujar Ki Ardhi kepada detikJatim di kediamannya, Jumat (9/5/2025).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ki Ardhi juga menyampaikan bahwa dirinya tidak mempunyai keterkaitan dengan pemasangan spanduk yang bernarasikan negatif terhadap KEK Singhasari. Siapa pemasang dari spanduk tersebut hingga hari ini Ki Ardhi mengaku tak mengetahuinya.

"Dan saya tidak tahu menahu soal spanduk menolak KEK Singhasari dan sebagainya. Dan saya tidak ada kaitannya. Siapa di balik pemasangan spanduk itu, saya juga tidak tahu," tegas Ki Ardhi.

ADVERTISEMENT

Di luar itu, Ki Ardhi membenarkan bahwa dirinya telah mengeluarkan pernyataan yang bersifat nasihat sebagai orang yang ditokohkan di wilayah Singosari.

Pertama adalah 'Program kerakyatan dengan tujuan kemakmuran jangan menggunakan jasa makelar intelektual. Yang mengakibatkan tatanan carut-marut, negara bangkrut, rakyat semrawut'.

Ki Ardhi menjelaskan, pernyataan tersebut sebenarnya bersifat global, dengan tujuan agar semua dapat berhati-hati terkait keberadaan jasa makelar intelektual. Yang nantinya merusak dari program kerakyatan dengan tujuan kemakmuran itu sendiri.

"Itu benar statement saya, itu bersifat global, bersifat nasehat kepada kita semua. Sehingga program-program kemakmuran yang ditujukan untuk rakyat tidak melalui makelar intelektual. Makelarnya saja sudah merugikan, apalagi intelektual ada di dalamnya," ujarnya.

"Dan statement tersebut bukan tuduhan kepada KEK Singhasari. Namun, untuk menjadikan kita semua waspada dan hati- hati. Karena banyak kasus penyaluran dana hibah yang akhirnya berhadapan dengan KPK," beber Ki Ardhi.

Kedua, Ki Ardhi turut membenarkan soal dirinya berbicara bahwa sejarah Singosari sebagai tanah sakral. Kehadiran KEK Singhasari tidak mengembalikan spirit kejayaan masa lalu, dan tidak menyentuh nilai adat tradisi dan kebudayaan.

Hal itu disampaikan karena memposisikan dirinya yang bergelut di dunia seni budaya sekaligus Pemuda Pelopor Bidang Kebudayaan Nasional 2009.

Setelah statement-nya tersebut menuai sorotan, Ki Ardhi pun melakukan tabayyun secara langsung ke KEK Singhasari. Di sana, Ki Ardhi mengetahui jika di KEK Singhasari memiliki program terkait kebudayaan yang baru akan berjalan di tahun 2025 ini.

"Itu memang dari pernyataan saya. Karena saya berbicara ini sebagai budayawan. Setelah saya tabayyun dengan pengurus KEK Singhasari ternyata ada program kebudayaan itu ada, dan baru akan dilakukan karena program di tahun 2025 dan ada Museum Singhasari di sana," katanya.

Di sisi lain, Ki Ardhi mendukung adanya keinginan agar KEK Singhasari dapat memberikan dampak positif kepada warga Singosari dan Kabupaten Malang pada umumnya.

Misalnya, di bidang pendidikan, Singosari yang memiliki banyak pondok pesantren dapat dilibatkan dalam program pembelajaran di KEK Singhasari. Sehingga, mereka dapat menjadi generasi spesial dengan kemampuan penguasaan teknologi.

"Mohon sumber daya, anak-anak di Singosari dengan kehadiran KEK dijadikan anak-anak atau generasi muda yang spesial. Yang awalnya tidak tahu, jadi tahu. Yang asalnya buta dengan teknologi jadi mengerti teknologi," tuturnya.

"Memang agak berat, mengajak generasi bangsa untuk maju tidak gampang. Maka pendidikan harus diberikan lebih serius. Apalagi di Singosari ini, kota santri yang banyak pondok pesantren dan madrasah. Mohon sudilah, anak-anak dengan latar belakang kurang mampu bisa dipandaikan di KEK Singhasari," sambungnya.

Ki Ardhi juga berharap, adanya silaturahmi antara KEK Singhasari dengan warga Nahdliyin dan juga pengurus ranting NU, Majelis Wakil Cabang (MWC) NU, Pengurus Cabang NU, pengurus wilayah bahkan PBNU.

Karena Singosari warganya berbasis Ahlussunnah Waljamaah An-Nahdliyah. Maka jika akan memberikan fasilitas umum, dengan membangun masjid misalnya.

"Untuk berkolaborasi dengan pengurus NU berikut nadhir, jam'iyyah untuk rutinitas dan kegiatannya, sehingga menjadi sayap dakwah bil hikmah wal mauidzatil hasanah dan Islam yang rahmatan lil alamin," ujarnya.

Sehingga nantinya, lanjut Ki Ardhi, dapat menjadi benteng yang kuat, sesuai dengan peruntukan KEK Singhasari didirikan untuk mengangkat pariwisata dan kebudayaan.

"Misalnya seperti masjid Demak Bintoro. Sehingga semua bisa terrangkul, semua bisa terwujud dan terjadi hubungan yang harmonis. Jadi ending-nya ada kerja sama, saling ta'aruf, dan hubungan saling menguntungkan antara KEK dengan warga Singosari," harapnya.

"Semoga menjadi keterangan yang bermanfaat dan membawa keberkahan kepada masyarakat Singosari dan Kabupaten Malang , Mohon maaf lahir batin, terima kasih," pungkas Ki Ardhi.




(irb/hil)


Hide Ads