Sudah hampir sebulan para atlet binaraga Kabupaten Malang mengonsumsi ayam tiren untuk memenuhi protein hewani. Dalam 1 hari, mereka bisa menghabiskan 1,5 sampai 2 kilogram dada ayam.
Hal itu disampaikan oleh Salsa Hafidz Firmansyah (22), atlet binaraga asal Lawang, Kabupaten Malang. Ia mengaku sudah sekitar satu bulan mengkonsumsi ayam tiren.
Menurut Salsa dirinya terpaksa mengonsumsi ayam tiren karena tidak cukup dana untuk membeli daging ayam dalam kondisi baik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara di sisi lain, pihaknya harus segera memulai program penguatan ototnya untuk persiapan laga Porprov Jatim IX 2025, yang akan digelar bulan Juni mendatang.
"Akhirnya solusi kita putuskan membeli ayam tiren untuk memenuhi kebutuhan protein kami," ujar Salsa Hafidz kepada wartawan, Kamis (8/5/2025).
Atlet yang memiliki tinggi badan 180 dan berat badan 88 kilogram ini mengaku bisa menghabiskan 1,5- 2 kilogram dada ayam.
Dari 12 atlet binaraga PBFI Kabupaten Malang yang akan mengikuti ajang Porprov Jatim IX 2025, 7 di antaranya mengkonsumsi ayam tiren itu setiap hari, sejak sebulan yang lalu.
"Belinya langsung banyak. Tapi dari sekian banyak ayam tiren itu, kita sortir yang benar-benar masih layak untuk dikonsumsi," bebernya.
Salsa menyebut mereka memilah daging bagian dadanya, lalu direbus, dipanggang, hingga diblender.
"Dari segi rasa tetap sama. Cuma perbedaannya ada pada warna dagingnya. Daging ayam tiren lebih merah dibanding ayam yang disembelih," sebutnya.
Peraih juara 1 dalam ajang Porprov Jatim 2023 ini mengaku tahu bahwa mengkonsumsi ayam tiren dilarang oleh agama maupun medis. Namun, pihaknya tidak punya pilihan lain karena minimnya anggaran tersebut.
Padahal mengkonsumsi protein wajib dilakukan oleh atlet binaraga yang akan mengikuti kontes, untuk mengembangkan ukuran otot tubuhnya.
"Kalau asupan protein kami kurang, maka otot jadi layu," jelasnya.
Salah satu calon atlet yang juga akan turut berlaga di Porprov Jatim IX 2025, Ikbal Dwi Ramadan (21) warga Kecamatan Lawang juga menyampaikan hal sama.
Bahkan, dirinya sudah 3 bulan terakhir mengkonsumsi ayam tiren untuk mencukupi protein hewani pada tubuhnya.
"Agar kebutuhan protein kami tetap tercukupi, tapi dengan biaya yang ekonomis, maka kami mengkonsumsi ayam tiren," katanya terpisah.
Atlet binaraga kelas 60 ini mengatakan sejak mulai program peningkatan stamina tubuh sejak 3 bulan terakhir, tidak ada anggaran yang terealisasi dari Pemerintah Kabupaten Malang, sekaligus juga tidak ada bantuan dari pihak lain.
"Cairnya baru Senin kemarin. Jumlahnya Rp 1 juta," bebernya.
Berdasarkan pengalamannya, total anggaran dari Pemerintah Kabupaten Malang selama 6 bulan biasanya hanya terealisasi Rp 3 juta.
"Cairnya bertahap. Tapi kalau dikalkulasi, anggaran yang diberikan ke kami (atlet) total Rp 3 juta dalam jangka waktu 6 bulan," bebernya.
Anggaran sebesar itu tentu saja bagi atlet dengan tinggi badan 155 centimeter ini tidak cukup untuk program pemenuhan gizi untuk ajang laga seperti Porprov Jatim IX 2025 saat ini. "Tidak cukup," pungkasnya.
(auh/hil)