Pemkab Ponorogo bergerak cepat usai menemukan 13 pekerja warung remang-remang yang positif HIV. Langkah antisipatif dilakukan dengan memperluas pemeriksaan dan pelacakan dengan menyisir sejumlah titik rawan penyebaran HIV/AIDS.
Pemeriksaan akan difokuskan ke tempat-tempat yang dinilai rentan seperti tempat hiburan malam, rumah kos, hingga warung remang-remang yang ada di wilayah Kabupaten Ponorogo. Terutama, di kawasan Jalan Raya Siman, Desa Demangan, Kecamatan Siman.
"Ini bukan hanya reaksi sesaat, tapi bagian dari strategi jangka panjang untuk menjaga kesehatan masyarakat," kata Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko di depan Kantor Dinas Kesehatan (Dinkes) Ponorogo, Kamis (8/5/2025).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari total 13 pekerja yang dinyatakan positif HIV, hanya 2 orang yang merupakan warga asli Ponorogo. Sebanyak 11 lainnya merupakan warga dari luar daerah.
"Ini bukan orang Ponorogo saja (pekerja warung), hanya dua orang yang dari Ponorogo, sisanya dari kabupaten tetangga," ujar Sugiri yang akrab disapa Kang Giri.
Pemkab Ponorogo telah berkoordinasi dengan Pemda asal para pekerja itu agar memberi pendampingan, pelatihan kerja, hingga bantuan alat produksi rumahan. Ini dilakukan sebagai upaya pemberdayaan mereka agar tidak kembali ke dunia kerja yang berisiko tinggi terhadap penularan HIV.
"Kami minta Pemkab asal mereka untuk mengawasi. Jangan dibiarkan keluar (beraktivitas bebas), tapi hak asasinya tetap dijaga. Mereka bisa diberi mesin jahit, diajari keterampilan, supaya bisa bekerja dari rumah dan tidak menjadi penyebar," tegas Giri.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti mengatakan, pihaknya akan menggandeng Satpol PP untuk memperluas pelacakan dan pemeriksaan ke sejumlah tempat hiburan malam.
"Semakin banyak yang kami temukan (pengidap HIV) justru semakin bagus. Karena bisa segera kami tangani dan obati, sehingga tidak menyebarkan ke orang lain," ujar Dyah.
Dyah menambahkan, meski mayoritas pasien bukan warga Ponorogo, pihaknya tetap akan memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal termasuk pengobatan secara rutin.
"HIV itu tidak mengenal asal-usul. Baik warga Ponorogo maupun dari luar, tetap kita cakup dan obati secara rutin," pungkas Dyah.
(dpe/hil)