Kecelakaan maut angkot muat 14 orang ditabrak truk muat pasir di Kalijambe, Bener, Purworejo menewaskan 11 orang. Dari seluruh korban meninggal, 10 di antaranya adalah guru di SD Islam Tahfidz Qur'an As Syafi'iyah di Cabean, Mendut, Mungkid, Kabupaten Magelang yang hendak bertakziah.
Para guru ini menaiki angkot bernopol AA 1307 OA yang dikemudikan Edy Sunaryo, warga Magelang dengan tujuan untuk bertakziah ke Purworejo. Di tengah perjalanan itu, tepatnya di Jalan Purworejo-Magelang, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener sebuah truk kehilangan kendali.
Truk muat pasir bernopol B 9970 BYZ dikemudikan Ladis (49) warga Bojonegoro, Jawa Timur melaju tak terkendali dari arah yang sama, yakni dari Magelang ke arah Purworejo hingga menabrak angkot berisi para guru itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keluarga besar SD Islam Tahfidz Qur'an As Syafi'iyah pun berduka. Kegiatan belajar di sekolah itu diliburkan hingga beberapa hari ke depan. Sejak Kamis pagi pukul 07.55 WIB, sekolah itu terlihat sepi tanpa aktivitas belajar mengajar. Sementara di halaman sekolah ada 5 karangan bunga ucapan duka cita.
"Baik TK maupun SD (diliburkan) karena dalam suasana berkabung. Hari ini nanti direncanakan dari yayasan dan guru-guru akan silaturahmi ke keluarga korban," kata Ketua Yayasan As Syafi'iyah Mendut, DR Habib Muhsin Syafingi dilansir detikJateng, Kamis (8/5/2025).
Sebelumnya, telah dipastikan bahwa dari 14 orang yang berada di dalam angkot ditabrak truk, 11 di antaranya meninggal sedangkan 3 lainnya selamat. Tiga penumpang angkot yang selamat dalam peristiwa itu yakni Ayu Salwa (26), Mila Mudianawati (24) dan Sufita (24).
Hingga kini, ketiganya masih dirawat di RSI Loano, Purworejo dan akan menjalani operasi lantaran mengalami patah tulang. Hal itu diungkapkan oleh salah satu orang tua korban, Muslimin (57).
"Setelah diperiksa patah kaki kiri," ucapnya.
Hal senada diungkapkan orang tua dari Mila yakni Mulyani (55). Saat kejadian itu anaknya duduk tepat di pinggir pintu angkot.
"Dia bilang tahu-tahu udah nggak sadar, kejadiannya cepet banget. Dia patah kaki kanan," ucapnya.
Sementara, kondisi Sufita masih terlihat sangat syok, terlebih mengetahui bahwa ternyata teman-temannya meninggal dalam peristiwa itu. Ia sendiri tidak mau ditinggal dan meminta kerabatnya terus menunggu di sampingnya.
Artikel ini sudah tayang di detikJateng. Baca selengkapnya di sini.
(dpe/hil)