Pembunuh Senyap Itu Bernama Kanker Ovarium

Mira Rachmalia - detikJatim
Kamis, 08 Mei 2025 11:45 WIB
Ilustrasi Kanker Ovarium. Foto: Getty Images/iStockphoto/SvetaZi
Surabaya -

Melansir website Kemenkes, menurut data Global Cancer Incidence Mortality and Prevalence (Globocan), kanker ovarium atau kanker indung telur adalah kanker ketiga yang paling sering ditemukan pada wanita Indonesia, dengan angka kejadian pada tahun 2020 adalah 14.896 kasus dan angka kematian mencapai 9.581 kasus.

Kanker ovarium adalah kanker ginekologi yang paling mematikan dengan angka ketahanan hidup lima tahun sekitar 43%. Menurut data WHO, kanker ovarium menempati peringkat kedelapan sebagai kanker paling mematikan pada wanita di dunia.

Padahal, jika dapat dideteksi lebih awal, tingkat kesembuhan kanker ovarium bisa lebih tinggi. Sehingga, deteksi dini menjadi kunci utama untuk meningkatkan angka kelangsungan hidup hingga 90%. Mari mengenaligejala dan faktor-faktor risiko penyebab kanker ovarium.

Sekilas tentang Kanker Ovarium

Kanker ovarium merupakan jenis tumor ganas yang menyerang indung telur, umumnya ditemukan pada wanita usia 50 hingga 70 tahun. Penyakit ini bisa menyebar ke area panggul, perut, hati, dan paru-paru melalui sistem getah bening dan pembuluh darah. Gejala yang sering muncul antara lain sebagai berikut.

  • Menstruasi tidak teratur
  • Perdarahan di luar siklus haid (metrorargia)
  • Nyeri payudara
  • Menopause dini
  • Rasa nyeri atau tidak nyaman di perut
  • Dispepsia (rasa tidak nyaman di perut bagian atas)
  • Sering buang air kecil
  • Perut membesar, terasa kembung, dan mual

Faktor-faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seorang wanita terkena kanker ovarium. Berikut ini faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan terkena kanker ovarium.

  • Pola makan tinggi lemak
  • Merokok dan konsumsi alkohol
  • Riwayat kanker (payudara, kolon, endometrium)
  • Riwayat keluarga dengan kanker ovarium atau payudara
  • Infertilitas
  • Menstruasi yang terlalu dini

Jenis-jenis Kanker Ovarium

Secara umum, kanker ovarium dibagi menjadi tiga kategori utama berdasarkan jenis sel tempat kanker bermula. Masing-masing memiliki karakteristik unik yang perlu dikenali agar penanganan bisa dilakukan secara tepat dan efektif. Berikut jenis-jenis kanker ovarium yang perlu diketahui.

1. Karsinoma Epitelial

Karsinoma epitelial adalah jenis kanker ovarium yang paling umum, mencakup sekitar 85-90% dari semua kasus. Kanker ini umumnya terjadi pada wanita pascamenopause dan sering didiagnosis pada stadium lanjut karena gejalanya yang tidak spesifik.

Kanker ini berkembang dari sel epitel yang melapisi permukaan luar ovarium. Subtipe dari karsinoma epitelial meliputi sebagai berikut.

  • Karsinoma serosa: Merupakan subtipe paling umum dan sering ditemukan pada stadium lanjut.
  • Karsinoma musinosa: Cenderung tumbuh lambat dan dapat mencapai ukuran besar sebelum terdeteksi.
  • Karsinoma endometrioid: Sering dikaitkan dengan endometriosis dan memiliki prognosis yang lebih baik jika terdeteksi dini.
  • Karsinoma sel jernih: Tipe yang lebih agresif dan sering kali resisten terhadap kemoterapi standar.
  • Karsinoma tak berdiferensiasi: Memiliki sel-sel yang sangat abnormal dan pertumbuhan yang cepat.

2. Tumor Sel Germinal

Tumor sel germinal berasal dari sel-sel yang menghasilkan telur dalam ovarium. Jenis ini lebih jarang terjadi, sekitar 5% dari semua kanker ovarium, dan lebih sering ditemukan pada wanita muda, termasuk remaja.

Dengan deteksi dini dan pengobatan yang tepat, tingkat kesembuhan untuk tumor sel germinal cukup tinggi. Subtipe dari tumor sel germinal meliputi sebagai berikut.

  • Dysgerminoma: Tipe paling umum dari tumor sel germinal dan memiliki prognosis yang baik.
  • Tumor kantung kuning telur (yolk sac tumor): Tumbuh cepat tetapi responsif terhadap kemoterapi.
  • Teratoma: Dapat bersifat jinak (mature teratoma) atau ganas (immature teratoma).

3. Tumor Stroma

Tumor stroma cenderung didiagnosis pada stadium awal dan memiliki prognosis yang baik. Tumor stroma berkembang dari jaringan pendukung ovarium yang memproduksi hormon, seperti estrogen dan progesteron. Jenis ini termasuk langka, sekitar 5% dari semua kanker ovarium. Subtipe dari tumor stroma meliputi sebagai berikut.

  • Tumor granulosa: Dapat terjadi pada wanita dari segala usia dan sering menghasilkan estrogen, yang dapat menyebabkan perdarahan uterus abnormal.
  • Thecoma: Biasanya jinak dan menghasilkan estrogen.
  • Fibroma: Biasanya jinak dan tidak menghasilkan hormon.

Memahami jenis-jenis kanker ovarium sangat penting untuk menentukan strategi pengobatan yang tepat dan memperkirakan prognosis pasien. Deteksi dini dan penanganan yang sesuai dapat meningkatkan peluang kesembuhan dan kualitas hidup penderita.

Mengapa Disebut Pembunuh Senyap?

Kanker ovarium dijuluki "pembunuh senyap" karena ia tumbuh dan menyebar tanpa menunjukkan gejala yang jelas dan spesifik pada tahap awal. Banyak wanita yang mengalami gejala-gejala ringan seperti kembung, nyeri perut, atau perubahan kebiasaan buang air kecil.

Sering kali perempuan menganggap gejala ringan tersebut sebagai hal biasa yang berkaitan dengan siklus menstruasi, stres, atau gangguan pencernaan. Berikut beberapa alasan mengapa kanker ovarium sulit terdeteksi dan sangat berbahaya.

1. Gejalanya Mirip Masalah Umum Wanita

Gejala seperti perut terasa penuh, cepat kenyang, atau nyeri panggul sering kali dianggap normal, terutama oleh wanita yang mengalami menstruasi tidak teratur, gangguan pencernaan, atau stres. Hal ini membuat pasien cenderung menunda pemeriksaan medis.

2. Tidak Ada Pemeriksaan Skrining Rutin

Berbeda dengan kanker serviks yang bisa dideteksi melalui Pap Smear, kanker ovarium belum memiliki tes skrining yang akurat dan rutin untuk wanita sehat. Pemeriksaan CA-125 atau USG transvaginal biasanya baru dilakukan saat gejala sudah muncul, yang artinya kanker kemungkinan sudah berkembang.

3. Pertumbuhan Lambat Tapi Agresif

Kanker ini bisa tumbuh dalam diam selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Ketika akhirnya terdeteksi, sering kali kanker ovarium sudah menyebar ke organ lain di rongga perut, atau bahkan paru-paru dan hati.

4. Tingkat Kesadaran Rendah

Banyak wanita di Indonesia, khususnya di daerah terpencil, belum sepenuhnya memahami bahaya kanker ovarium. Minimnya edukasi kesehatan dan stigma seputar penyakit wanita juga turut memperparah keterlambatan diagnosis.

5. Statistik yang Memprihatinkan

Sekitar 70% kasus kanker ovarium didiagnosis pada stadium III atau IV, yaitu saat sel kanker sudah menyebar secara luas. Tingkat kelangsungan hidup pun menurun drastis dibandingkan jika dideteksi di tahap awal.

Oleh karena itu, penting bagi setiap wanita untuk lebih mengenali tubuhnya sendiri, waspada terhadap perubahan yang tidak biasa, dan segera memeriksakan diri ke dokter apabila mengalami gejala yang berulang dalam jangka waktu lama. Deteksi dini bisa menyelamatkan nyawa.

Sejarah Penetapan Hari Kanker Ovarium

Hari Kanker Ovarium Sedunia adalah gagasan dari Target Ovarian Cancer, sebuah lembaga amal terkemuka yang bergerak di bidang kanker. Organisasi ini mendanai penelitian penyelamatan jiwa dan memberikan dukungan bagi perempuan yang menjalani pengobatan kanker.

Didirikan pada tahun 2008, organisasi ini memiliki tiga pilar utama yang bertujuan untuk mengurangi dampak penyakit ini. Tujuan utamanya adalah meningkatkan diagnosis dini kanker ovarium. Jika kanker ini dapat dideteksi lebih awal, peluang pasien untuk bertahan hidup akan jauh lebih tinggi.

Tujuan kedua adalah menggalang dana untuk penelitian pengobatan yang menyelamatkan nyawa. Saat ini, organisasi ini mendukung berbagai pengobatan inovatif dan menjanjikan yang memberikan harapan bagi jutaan perempuan yang mengidap kanker ovarium.

Terakhir, ada kebutuhan mendesak untuk menyediakan dukungan bagi para pasien. Hidup dengan kanker adalah tantangan besar, dan kanker ovarium sangat memberatkan bagi pasien maupun keluarga. Target Ovarian Cancer menyediakan perawatan khusus bagi sebagian pasien.

Meskipun organisasi ini mulai beroperasi pada 2008, Hari Kanker Ovarium Sedunia baru resmi diluncurkan pada 2013. Ini adalah acara pertama sejenis di seluruh dunia, sehingga kegiatan ini membuka partisipasi untuk komunitas global.

Kanker ovarium merupakan masalah kesehatan serius di hampir semua negara, baik negara kaya maupun berkembang. Tenaga medis dan masyarakat umum perlu memahami gejala kanker ini agar dapat melakukan skrining lebih awal.

Salah satu tujuan utama peringatan ini adalah menciptakan rasa solidaritas di antara semua orang yang terdampak. Penyelenggara ingin menyampaikan bahwa penyakit ini bisa dilawan, dan bahwa selalu ada harapan.

Sejak diluncurkan pada 2013, Hari Kanker Ovarium Sedunia terus berkembang. Saat ini, Target Ovarian Cancer telah bekerja sama dengan lebih dari seratus organisasi kanker ovarium di lebih dari 32 negara. Mereka menggalang dana untuk penelitian, meningkatkan kesadaran masyarakat, dan menekankan pentingnya memeriksakan gejala sejak dini.

Sering kali, kanker ovarium baru terdiagnosis pada stadium lanjut. Gejala awalnya cenderung ringan dan sering disalahartikan sebagai masalah kesehatan biasa. Akibatnya, pasien umumnya datang ke dokter saat kanker sudah berkembang.

Dengan adanya Hari Kanker Ovarium Sedunia dalam kalender, semua orang punya alasan untuk turut serta dan melakukan sesuatu yang dapat membantu ratusan ribu perempuan yang setiap tahun menerima diagnosis kanker ini. Semoga bermanfaat.



Simak Video "Baru 2 Minggu Nikah, TikToker Pejuang Kanker Shella Selpi Meninggal"

(ihc/irb)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork