Mahasiswa IAIN Pamekasan Meninggal Usai Jatuh Saat Panjat Tebing

Mahasiswa IAIN Pamekasan Meninggal Usai Jatuh Saat Panjat Tebing

Akhmad Zaini Zen - detikJatim
Selasa, 06 Mei 2025 13:17 WIB
Kejuaraan dunia panjat tebing Speed dan Lead di Bali digelar pada 2-4 Mei mendatang di Peninsula Island, Nusa Dua. (IST/FPTI Bali)
Ilustrasi panjat tebing. (Foto: Istimewa/FPTI Bali)
Pamekasan -

Mahasiswa IAIN Madura bernama Fahrizal Qurtuby meninggal usai terjatuh dari ketinggian di kampusnya. Mahasiswa semester 4 Fakultas Tarbiyah IAIN Madura itu jatuh saat sedang latihan panjat tebing secara mandiri.

Dalam foto yang beredar, korban tampak telentang dengan luka di kepala, sementara perutnya masih terlilit tali karmantel. Diduga, tali itu terputus saat yang bersangkutan berada di ketinggian 10 meter sehingga tubuhnya terjun ke tanah berpaving.

Korban sempat mendapat pertolongan dari tim PMI kampus dan sempat dilarikan ke rumah sakit terdekat. Sayangnya, Fahrizal dinyatakan meninggal di rumah sakit.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak kampus belum memberikan keterangan terkait tragedi mahasiswa kecelakaan saat olahraga. Saat detikJatim menelusuri kasus ini, salah satu perwakilan dari Rektorat IAIN Madura, Syaiful mengarahkan agar menghubungi bagian pembina.

"Biar informasinya satu pintu. Saya beri nomor kontak pembinanya ya," kata Syaiful kepada detikJatim, Selasa (6/5/2025).

ADVERTISEMENT

Sayangnya, Pembina Mahasiswa IAIN Madura Masyhur Abadi tidak menjawab saat dihubungi melalui pesan WhatsApp dan tidak merespons saat beberapa kali ditelepon.

Akibat kejadian ini, cukup banyak rekan dan sahabat Fahrizal yang prihatin dan berduka atas terjadinya tragedi itu. Wayudi, mantan Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Pamekasan menyayangkan apa yang dialami Fahrizal.

"Info dari keluarga kejadian Senin (5/5) jam 8 pagi. Meninggal siangnya di RSUD. Seharusnya kejadian ini tidak terjadi, sebab panjat tebing adalah olah raga tantangan yang penuh perhitungan dan peralatan berstandar keamanan tinggi," ujarnya.

Dia menegaskan, olahraga panjat tebing sangat memperhatikan standard operational procedure (SOP). Dia sebutkan seharusnya peristiwa itu tidak perlu terjadi bila SOP sudah terpenuhi.

"Sehingga cukup kecil kemungkinan terjadi kecelakaan dalam aktivitas ini. Semoga korban husnul khatimah," kata Wahyudi.

Wahyudi sendiri mengaku terkejut dengan adanya kabar terjadinya peristiwa yang dialami Fahrizal. Dia melihat penyebab peristiwa ini lebih kepada faktor kesalahan manusia atau human error serta ketidakpatuhan SOP.

"Sehingga sangat dibutuhkan pendampingan serius dan kompeten dari pemangku cabang olahraga dalam setiap aktivitas olahraga panjat tebing ke depan. Termasuk dari FPTI setempat, agar standar keamanan dan kenyamanan olahraga bisa terpantau baik dan tidak ada kejadian serupa," ujarnya.




(dpe/hil)


Hide Ads