Sebuah video dari kanal YouTube 'Warta Kabar Baik' memicu kemarahan publik usai menampilkan pernyataan kontroversial yang meragukan keberadaan Nabi Muhammad SAW. Dalam video itu, seorang pria diduga warga Jember secara gamblang menyatakan Nabi Muhammad adalah tokoh fiktif.
Video berjudul 'Sosok NABI MUHAMMAD ternyata FIKSI' itu telah dilihat 5.800 kali. Dalam narasinya, konten kreator itu menyebutkan bahwa Nabi Muhammad merupakan tokoh fiktif bukan rahasia lagi dan sudah banyak orang yang meyakininya.
"Bukan rahasia lagi banyak orang yang sangat meyakini bahwa Nabi Muhammad hanyalah tokoh fiktif. Tidak beneran pernah ada sebagai suatu pribadi sebagaimana yang diyakini banyak orang," ucapnya dalam video yang diunggah Rabu (30/4).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fiktif artinya tokoh ini adalah tokoh hasil imajinasi atau tokoh imajiner yang tidak sungguh-sungguh pernah ada," lanjutnya.
Konten ini dengan segera menuai ratusan komentar bernada keras dari
"Konten kebencian dari agamamu, ini jelas pemecah belah anak bangsa," tulis akun @ayiebukhari2248.
Sementara akun @kenzonagata menegaskan, "Akan kami tuntut di pengadilan dunia dan akhirat."
Reaksi tegas datang dari GP Ansor Cabang Kencong, Jember yang langsung mengambil tindakan dengan melaporkan kiriman video itu ke pihak kepolisian. Pelaporan itu sudah dilakukan pada Minggu (4/5).
"Kemarin, hari Minggu tanggal 4 Mei 2025, pukul 08:00 WIB, kami dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Cabang Kencong melaporkan seseorang bernama Donald Ignatius atau seseorang yang menggunakan akun YouTube 'Warta Kabar Baik'," kata Ketua LBH GP Ansor Cabang Kencong, Jember, Mohammad Khoiron Kisan, Senin (5/5/2025).
Khoiron menilai, narasi yang disampaikan itu sangat menyakiti umat Islam. Padahal dia tegaskan bahwa Nabi Muhammad merupakan tokoh junjungan umat Islam.
"Di mana yang bersangkutan telah menarasikan bahwa Nabi Muhammad itu adalah tokoh fiktif secara berulang kali. Nabi Muhammad adalah junjungan kami, orang yang suci dan telah menyebarkan agama Islam sampai ke juru dunia. Tapi dianggap fiktif oleh orang itu, itu jelas-jelas menyakiti perasaan kami," ujarnya.
(dpe/hil)